SENI DALAM PERPEKTIF ISLAM | ABDULLAH ABDURRAHMAN

Mahasiswa Semester 1 Prodi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah & Hukum, UIN SUSKA Riau

banner 468x60

ACADEMICS.web.id – Al Quran adalah kitab suci umat Islam, sebagai kitab pedoman utama kehidupan, sesungguhnya merupakan lautan hikmah dan pelajaran yang tak terkira tepi dan dasarnya. Islam dan dunia seni bagaikan sebuah mata uang yang memiliki dua sisi. Islam tanpa seni dan seni tanpa Islam tidak akan mencapai kesempurnaan. Islam merupakan ajaran Tuhan yang memerlukan seni di dalam mengartikulasikan kedalaman aspek kebatinan dari ajaran itu. Permasalahan yang yang timbul adalah Bagaimana pengertian seni menutut para ahli, Bagaimana seni meurut alquran dan hadist, Bagaimana perpektif seni menurut islam. Penelitian ini termasuk jenis penelitian studi literatur dengan mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan. Referensi teori yang diperoleh dengan jalan penelitian studi literature. Dengan tulisan ini semoga dapat memberikan sebuah pandangan sedikit tentang perpektif Al Quran dan Hadits terhadap seni, sehingga dapat memberikan pencerahan pengetahuan tentang seni, agar kiranya dapat membuka wawasan dan cara pandang baru tentang seni dan implikasinya dalam kehidupan sehari hari,menuju makhluk Allah yang lebih paripurna menuju paradigm yang seutuhnya yaitu Islam yang Rahmatal Lil Alamin.

Pengertian seni menurut para ahli

  1. Seyyed H. Nasr (Wikipedia, Hossein_Nasr, 2019) Seni Islam merupakan hasil dari pengejawantahan Ke-esaan pada bidang keanekaragaman yang merefleksikan Ke-Esaan Illahi, kebergantungan keanekaragaman kepada Tuhan Yang Maha Esa, kesementaraan dunia dan kualitaskualitas positif dari eksistensi kosmos atau makhluk sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an
  2. Ismail Raji al-Faruqi (wikipedia, 2019) Seni dibangun berdasarkan paradigma tawhid yang menegaskan bahwa tanpa tauhid tidak akan ada Islam. Tauhid memberikan identitas peradaban Islam yang mengikat semua unsur-unsurnya menjadi suatu kesatuan yang integral dan organis. Karena itu tauhid merupakan fundamen penting baik dalam dimensi normativitas dan historisitas agama Islam. Seni dalam Islam dapat dilihat dari ekspresinya dalam seni sastra, seni kaligrafi, seni ornamentasi, seni ruang, dan seni suara, yang semuanya merupakan manifestasi dari konsep tawhid sebagai inti sari ajaran Islam.
  3. M. Quraish Shihab, M.A. (Wikipedia, Quraish_Shihab,, 2019) Seni adalah sebauah keindahan, Ia merupakan ekspresi ruh dari manusia yang menghasilkan tata laku manusia yang mengandung sebuah nilai keindahan. Ia lahir dari sisi yang paling terdalam dari diri manusia terdorong oleh kecenderungan kepada sesuatu yang indah apapun jenis keindahannya. Bukti tersebut merupakan naluri manusia atau fitrah yang telah dianugerahkan oleh allah kepada mahluk nya

Dari pendapat beberapa ahli yang telah disebutkan diatas sangatlah jelas bahwa seni dan kesenian adalah sesuatu yang hakiki dan paling dasar dari manuasia dan hanya dimiliki oleh makhluk Allah satu satunya yaitu manusia itu sendiri. Seni yang timbul dari diri manusia merupakan aktualisasi diri dari rasa dan perassaan yang telah dianugerahkan Allah, dan Allah sendiri telah menjaminnya bahwa tidak ada yang salah denagan nilai seni.

banner 336x280

Nilai nilai Ke Esa an Allah juga merupakan perpektif tentang sebuah seni itu sendiri dimana Allah telah adalah Keagungan. Bagaimana kita akan bisa memaknai tentang arti ke agungan tersebut klau kita tidak mempunya rasa yang sangat tinggi yaitu sebuah nilai akan keimanan, itulah arti dari sebuah ke Tauhidan dari manusia dan hanya dimiliki oleh manuasia dengan memahami tentang Firman allah dalam al quran dan penjelasan [enjelasan dalam Hadis hadist nabi. Bagaiamana sebagai manausia dapat menempatkan seni sebagai sebuah media yang dapat menungkatkan olai nilai ke Imanan seseorang kepada Allah dan Rasul Nya.dan menmpatkan derajat manusia itu sendiri pada derajat yang tertinggi dimata Allah dalam hal ke Imanan.

Bagaimana Seni Menurut Al-quran Dan Hadist

Ada dua kelompok yang memperdebatkan mengenai seni di dalam islam apakah diperbolehkan atau tidak diperbolehkan, keduaanya mempunya rujukan yang sangat kuat dengan segala penafsirannya perihal seni di dalam Al quran dan As sunah.

  1. Kelompok Yang Memperbolehkan

Berdasarkan dalil yang ada didalam Al quran surat a. Surat Ar Rum ayat 30.

 Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui (Ar Rum. 30 )

Dalam ayat tersebut dijelaskan tentang “fitrah” dimana posisi seni adalah sebuah fitrah dari diri manusia, itulah yang menjadikan kedudukan manusia dan makhluk Allah yang lainnya berbeda.

Dan Hadist Artinya: “Empat perkara termasuk dalam kategori kebahagiaan: wanita yang shalihah, rumah yang luas/lapang, tetangga yang baik, dan kendaraan yang menyenangkan.” [HR. Ibnu Hibban dalam kitab Shahihnya] Artinya: “Hiasilah Al Quran itu dengan suaramu. Bukanlah ia golongan kami, siapa-siapa yang tidak melagukan (bacaan) Al-Qur’an.” [HR. alBukhari dan Abu Dawud

Pada hadist tersebut diatas sangatlah jelas bahwa Nabi Muhammmad adalah manusia pilihan yang juga senang dan menyenagi akan keindahan, dan keindahan itu adalah bagian dari sebuah seni dan berkesenian yang hanaya bisa dirasakan dengan rasa atau perasaan yang hanya dimiliki oleh manusia, dan hanya manusia lah yanag bisa menciptakan seni itu sendiri, pada hadist nabi jelas bahwa rnabi Muhammad tidak anti akan seni dan kesenian. Yang digambarkan di beberapa hadist hadist yang lainnya dari bebrapa periwayatnya.

  1. Kelompok Yang Tidak Memporbolehkan

Pada zaman umat-umat terdahulu, terdapat tradisi membuat gambar-gambar atau patung orang-orang saleh dikalangan mereka yang meninggal dunia. Hal itu secara perlahan berubah makna, sehingga gambar dan patung tersebut dikuduskan dan kemudian dipertuhankan selain Allah, ditakuti, diharapkan, serta disembah sebagai berhala. Oleh sebab itu, Rasulullah mengancam bahwa membuat gambar atau patung (dengan tujuan kesyirikan) akan mendapat dosa yang sangat besar. Adapun dalil dalil yang digunakan dan dapat dipertanggung jawabkan juga, yang antara lain adalah :

Surat Nuh : 23

Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula suwwa´, yaghuts, ya´uq dan nasr

Hadist Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash, Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya orang-orang yang membuat lukisan ini akan disiksa di hari kiamat nanti, lalu diperintahkan kepada mereka, ‘Hidupkan apa yang kalian ciptakan itu’.” (HR. Bukhari Muslim)

Dalam ayat dan hadist tersebut sangatlah jelas perihal pelarangan pembuatan patung patung dan sejenisnya yang mana pada saaat itu keberadaan patung patung itu di jaadikan penyembahan selain Allah sehingga menjadi syirik, oleh karena itu lah hal tersebut bahaya dari perbuatan syirik. Dimana salah satu perbuatan syirik adalah menyembah selain allah berupa patung patung dan hal yang sejenisnya. Dimana yang semua itu adalah buatan dari manusia. Patung patung dan sejenisnya ituah hasil dari ekspresi diri dari olah jiwa sehinnga menimbulkan sebuah ekspresi bentuk, yang kesemuanya itulah yanag disebut dengan seni lebih khususnya lagi adalah seni patung.

Bagaimana Perpektif Seni Menurut Islam

Dalam Agama Islam tidak memberikan atau mengelompokan sebuah pemahaman atau teori dan ajaran yang specific dan rinci tentang seni dengan bentuk – bentuk turunannya, sehingga belum memiliki kaedah atau batasan – batasan tentang seni Islam yang dapat diterima semua golongan, Seni sebagai bahasa universal diharapkan mampu dijadikan sarana untuk mengajak berbuat baik (ma’ruf), dan mencegah perbuatan tercela (munkar) serta membangun kehidupan yang berkeadaban dan bermoral. Di samping itu diharapkan dapat mengembangkan dan menumbuhkan perasaan halus, keindahan dan kebenaran menuju keseimbangan ‘materialspiritual’. Dengan demikian seni mampu berperan dalam memenuhi kebutuhan manusia baik jasmani maupun rohani, serta dapat memberi kepuasan secara fisik dan psikis. Islam adalah agama yang realistis. Ia tidak berada didunia khayal dan idealisme semu, namun mendampingi umat manusia didunia yang nyata dan dapat dirasakan. Ia tidak memperlakukan manusia seakan-akan malaikat yang mamiliki sayap, akan tetapi memperlakukannya sebagai manusia yang makan dan minum. Karena itu Islam tidak menuntut dan tidak mengasumsikan umat manusia agar seluruh kata-katanya adalah dzikir, seluruh diamnya adalah pikir, seluruh pendengarannya adalah lantunan Al-Qur’an, dan semua waktu luangnya berada di masjid. Akan tetapi mengakui eksistensi mereka secara seutuhnya, fitrah dan instingnya, yang telah Allah ciptakan dengannya. Allah SWT telah menciptakan mereka dengan tabiat bersuka cita, bersenag-senang, tertawa, bermain-main, sebagaimana mereka diciptakan senang makan dan minum. Jadi, seni dalam Islam terutama yang berkaitan dengan musik, nyanyian, maupun lagu tidaklah selalu mutlak bahwa itu haram. Dengan catatan, tujuannya adalah untuk kebaikan, misalnya mengajak jihad fi sabilillah, dan menentang kemungkaran, misal ajakan menjauhi zina. Syair hendaknya berisi tentang pujian-pujian terhadap Allah dan RasulNya, menyemangati untuk amar ma’ruf nahi munkar, serta tidak bertentangan dengan prinsip tauhid dan syara’. Selama tidak bertentangan dengan syariat dan mengagungkan Allah SWT maka itu diperbolehkan.

KESIMPULAN

Kemampuan berseni merupakan salah satu perbedaan manusia dengan makhluk lain. Jika demikian. Islam pasti mendukung kesenian selama penampilan lahirnya mendukung fitrah manusia yang suci itu, dan karena itu pula Islam bertemu dengan seni dalam jiwa manusia, sebagaimana seni ditemukan oleh jiwa manusia di dalam Islam. Jika seni dikatakan sebagai keindahan atau sesuatu yang indah, maka ia merupakan fitrah manusia untuk menyenangi keindahan, karena Allah pun menyukai keindahan: “innallaaha jamiil yuhibbul jamaal”; Allah itu indah , suka pada keindahan. Seni yang sesungguhnya adalah sesuatu yang agung dan mengandung nilai-nilai universal, dan lebih cenderung mendekatkan diri kepada Tuhan. Memang ada seni yang rendah, yang mengekspresikan nafsu kerendahan manusia, yang kemudian mendekatkan diri ke lumpur dosa dan maksiat, bukannya mendekatkan diri kepada Tuhan. Seni yang agung tidak pernah lekang dimakan usia. Seni yang agung selalu aktual bersama pengagumnya. Al Quran dan hadist tidak mengecam seni patung atau gambar, dan jenis seni yang lainnya melainkan mengecam sikap manusia terhadap patung atau gambar tersebut.@

Penulis:

ABDULLAH ABDURRAHMAN:
Mahasiswa Semester 1 Prodi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah & Hukum, UIN SUSKA Riau
banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *