NASIRUDDIN AL-TUSI: SEORANG ASTRONOM, MATEMATIKAWAN, DAN FILSUF | Fauziyah

Mahasiswi Semester 1 Prodi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah & Hukum, UIN SUSKA Riau

banner 468x60

ACADEMICS.web.id – Nasiruddin al-Tusi al-Tadhkira fi ‘ilm al-hay’a (Memoir on Astronomy), mempelajari Tadhkira dengan komentar Nisaburi tentang hal itu dibawah pengawasan Qodi Zadah Rumi di madrasah Ulugh Beg di Samarkand. Sebagai master astronomi terkemuka di sana, keberadaannya dari sebuah madrasah dan kehadiran lingkaran studi (halaq) pada astronomi.

Kashi tidak merinci bahwa studi astronomi terjadi didalam madrasah itu sendiri. Namun, surat Kashi menunjukkan bahwa pengalaman pribadi Shirvani tidak mengada-ada. Thusi berasumsi bahwa jiwa merupakan suatu realitis yang bisa terbukti sendiri dan karena itu tidak memerlukan lagi bukti lain.

banner 336x280

Jiwa merupakan substansi sederhana dan immaterial yang dapat merasa sendiri. Ia mengatur tubuh melalui otot-otot dan alat perasa,tetapi ia sendiri tidak dapat dirasa. Thusi menambahkan dua argumentasinya sendiri.penilaian atas logika,fisika, matematika, teologi, dan sebagainya, semua ada didalam satu jiwa tanpa tercampur baur.

Menurut Thusi metafisika terdiri dari dua bagian, ilmu ketuhanan, dan filsafat pertama.pengetahuan tentang Tuhan, akal dan jiwa merupakan ilmu ketuhanan dan pengetahuan mengenai alam semesta dan hal-hal yang berhubungan dengan alam semesta merupakan filsafat pertama.

Pemikiran Nashiruddin ath-Thusi  bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan, terutama ilmu astronomi. Puluhan karya telah di hasilkannya dan menjadi rujukan bagi banyak ilmuan didunia. Tusi juga sering berdiskusi drngan Jalaluddin Rumi (1207-1273).

Karya terkenal Tusi lainnya adalah kitab Al-Tazkira fil lmm Al-Hai’a atau Memorial Astronomi, berisi tentang penelitian astronomi yang begitu lengkap pada masanya. Bahkan, kitab ini dijadikan rujukan sarjana astronomi dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa didunia Timur maupun Barat.

Nashiruddin ath-Thusi juga dianggap sebagai penemu torquetoum atau turguet, yakni instrumen astronomi yang dirancang untuk mengambil dan mengubah pengukuran yang dibuat dalam tiga set koordinat: horizon, khatulistiwa, dan ekliptika. Dalam arti tertentu, torquetum adalah komputer analog dan sangat populer pada abad 15 dan 16.

Al-Tusi juga seorang matematika, salah satu kontribusi matematika terpenting al-Tusi ialah penciptaan trigonometri sebagai disiplin matematika sendiri. Dalam Risalah tentang segi empat al-Tusi memberikan eksposisi pertama yang masih ada tentang keseluruhan sistem trigonometri bidang bola. Karya ini benar-benar yang pertama dalam sejarah tengtang trigonometri sebagai cabang independen dari matematika murni yang pertama ialah menguraikan keenam kasus segitiga bola siku-siku.

Al-Tusi juga seorang filsuf, Adapun risalah yang ditulis oleh al-Tusi ialah filsuf menurut hukama dan didedikasikan khusus bagi Nasir al-Din ‘Abd al-Rahim, disusun sebagai karya etika filosofis. Karya ini dibagi dalam tiga bagian ialah etika,ekonomi domestik, dan politik. Karya tersebut dapat diperuntukkan bagi pembaca persia dalam tradisi etika islam yang diambil dari filsafat Yunani telah disesuaikan dalam Al-Qur’an.@

Penulis:

Fauziyah:
Mahasiswi Semester 1 Prodi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah & Hukum, UIN SUSKA Riau
banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *