ACADEMICS.web.id – Ottoman Empire adalah kekuasaan islam yang paling jaya di turki sejak abad ke 30-20 M.Turki usmani didirikan oleh keturunan usman Ibn sauji Ibn Arthoghol Ibn sulaiman Syaikh Ibn kia alp yang diprakarsai oleh kaum oghuz pada tahun 1282 M. kerajaan ini dapat dibilang gemilang karna kerjaan ini juga menguasai jalur perdagangan di selat Bosporus yang mana itu termasuk jalur penting di Eropa pada kala itu.
Turkani usmani menaklukan benua eropa pada tahun (1359-1389) yang mana pada kala itu dipimpin oleh Murad I dan seluruh bagian wilayah utara yunani sudah dikuasai.
Sebenarnya banyak macam bidang yang dikuasai oleh turki usmani yaitu bidang ekonami, bidang social, bidang keilmuan, dan sebagainya makanya turki usmani dibilang kerjaan islam yang paling maju pada saat itu.
Bahkan, Ottoman Empire termasuk adalah kerajaan islam masa yang paling lama dibanding dua kerajaan islam besara lainnya pada masa itu yaitu, Mughal di India dan Safawi di Persia.
Namun setelah berselang lama kejayaan turki usmani harus runtuh pada tahun 1929 disebabkan ada 2 faktor yaitu: factor internal dan factor eksternal.
FAKTOR INTERNAL
Faktor internal keruntuhan turki usmani yaitu adanya penyakit Al-Wahn. Penyakit Al-Wahn adalah penyakit yang mana dia cinta dunia dan takut akan kematian ini adalah virus yang sangat berbahay bagi umat islam inilah yang yang dirasakan oleh umat islam turki usmani apalagi dikalangan para penjabat. Karena tidak mungkin turki usmani jatuh atau lemah kecuali ketika dipimpin oleh para pemimpin yang Hubbu dunnya, yang mana ini sudah rasul peringatkan paada abad 14 tahun lalu yang mana sabdanya: “Hubbu Dunnya Wa Karaahiyatul Maut” yaitu cinta dunia dan takut akan kematian. Jadi penyakit Al-Wahn begitu berbahaya sekali karena dapat menggugurkan iman seseorang.
Pada awal mula atau mulai Nampaknya keruntuhan turki usmani yaitu terlihat pada abad ke 18, dan pada waktu itu para sejarah mencatat kalau para sultan berpenampilan glamor, dan hidup bermewah-mewah. Ada salah satu sultan yang mengkhitan anaknya yang mana ia membikin acara khitan anaknya sampai 45 hari, dan itu dapat menghabiskan harta kerjaan yang sangat banyak sekali. Jadi disini dapat dilihat bahwasannya penyakit Al-Wahn sudah ada pada diri umat islam, hal tersebut dapat menyebabkan umat lainnya tidak menyegani umat islam lagi. Karena Rasulullah SAW bersabda: “Hampir tiba masanya kalian diperebutkan seperti sekumpulan pemangsa yang merebutkan makanannya. “Maka seseorang bertanya: “Apakah karena sedikitnya jumlah kita?” “Bahkan kalian banyak, namun kalian seperti buih mengapung. Dan Allah telah mencabut rasa gentar dari dada musuh kalian terhadap kalian. Dan Allah telah menanamkan dalam hati kalian penyakit Al-Wahan. “Seseorang bertanya: “Ya Rasullah, apakah Al-Wahan itu? “ Nabi shallahu alaihi wasalam bersabda: “Cinta dunia dan takut akan kematian.” (HR Abu Dawud 3745)
FAKTOR EKSTERNAL
Faktor eksternal ini yaitu muncul westernisasi atau ide-ide barat yang mana tentang skularisme, plurasime, dan librelalisme. Kemudian munculah isu-isu yang mana membuat perpecahan Antara kedua belah pihak yaitu kelompok dan golangan. Sampai munculah gerakan-gerakan yang menghusung pemikiran liberal yang mana dihasut oleh orang-orang yahudi. Setelah para tokoh muda turki diberangkat ke barat, tercemarlah pemikiran para pemuda turki itu yang mana sebelumnya belum ada didoktrinkan, tetapi setelah mereka kembali, mereka membawa pemikiran ideology ala barat yaitu liberal, tetapi liberal ini menganggap kalau system pemerintahan dengan kholifah itu sudah tidak cocok lagi diterapkan di turki karena mampunyai maksud yaitu “Gerakan Pembaharuan”. Ketika sampai pada puncaknya terjadilah konspirasi besar oleh yang dilakukan oleh orang yahudi sampai runtuhlah turki usmani.
Itulah diantara factor runtuhnya turki usmani walaupun sebenarnya masih banyak factor lainnya diantara faktornya adalah:
Karena wilayah kekuasaan terlalu luas sehingga mempersulit proses administrasi, penduduk yang heterogen sehingga memerlukan oraganisasi pemerintahan yang teratur, kelemahan penguasa terutama dalam hal kepemimpinan, adanya budaya pungli yang mana pungli telah menggejala di tubuh kerajaan Turki Usmani sehingga pada setiap jabatan yang ingin dicapai seseorang harus membayar untuk mendapatkannya, pemberontakan tentara Jenissasri yaitu tentara yang dibina sendiri oleh Turki Usmani ini terhitung beberapa kali melakukan pemberontakan yakni pada tahun 1525 M, tahun 1632 M, tahun 1727 M, dan 1826 M. Dan karena ekonomi merosot akibat peperangan demi peperangan yang tak kunjung usai, sehingga perekonomian Turki Usmani merosot tajam. Banyak biaya perang yang harus dikeluarkan, sedangkan dalam kondisi perang pemasukan dipastikan berkurang akibat keamanan dan kenyamanan tidak terjamin.
Penulis: