SEJARAH PEREBUTAN KOTA YERUSSALEM | MUHAMMAD MASADI

Mahasiswa Semester 1 Prodi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah & Hukum, UIN SUSKA Riau

banner 468x60

ACADEMICS.web.id – Kota Yerusalem merupakan kota suci bagi tiga umat Agama Samawi, yakni Islam, Kristen, dan Yahudi. Sengketa, Konflik dan peperangan telah terjadi selama berabad-abad Lamanya, dan dari pengakuan sepihak Donald Trump atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel pada tahun akhir 2017 Tersebut adalah bagian dari rentetan cerita panjang Kota Yerusalem.

        Yerusalem adalah salah satu kota tertua di dunia, Terletak di sebuah dataran tinggi di Pegunungan Yudea antara Laut Tengah dan Laut Mati atau Laut Asin, dan dalam bahasa Ibrani dan bahasa Arab disebut “Yam ha-Melah” dan “al-Bahr/al-Mayyit”. Kedudukan Yerusalem begitu penting bagi penganut Tiga agama Samawi, bahkan bagi orang Israel maupun bagi Orang Palestina. Baik orang Israel dan Palestina sama-samaMengklaim Yerusalem sebagai Ibu Kota mereka, karena dalam Pandangan Israel untuk mempertahankan lembaga-lembaga Pemerintahan utamanya di sana, sedangkan untuk Palestina Pada dasarnya memandang kota ini sebagai pusat Kekuasaannya sejak dahulu. Kota Yerusalem memang unik Karena memiliki warisan sejarah panjangnya, selama berabadabad, Yerusalem dalam kacamata tiga pemeluk agama Samawi Menjadi simbol, lambang persatuan dengan Tuhan.

banner 336x280

        Di kota Suci itu, manusia merasa menemukan Tuhannya. Di Yerusalem, manusia tidak hanya merasakan bahwa Tuhan itu Ada “di luar sana”, tetapi juga di sekeliling mereka. Ada di Dalam hati mereka. Ada dalam setiap tarikan napas mereka. Ada di dalam hati mereka, ada di dalam hati mereka, menyatu. Karena itu, ketika kota itu diancam dan diakuisisi oleh satu Pihak, maka banyak orang merasa diri mereka juga terancam; Ketika kekudusan kota itu dilecehkan, banyak orang merasa Bahwa pada saat itu mereka juga dilecehkan. Yerusalem Sungguh sangat berarti bagi banyak orang, bagi banyak pihak (Kuncahyono, Kredensial, 2018, p. 222).

        Sepanjang sejarahnya Yerusalem pernah Dihancurkan setidaknya dua kali, dikepung 23 kali, diserang 52 kali, dan direbut serta direbut kembali 44 kali. Bagian Tertua kota (Kota Tua) ini menjadi tempat pemukiman pada Milenium ke-4 SM. Pada tahun 1538 dibangun tembok sekitar Yerusalem dalam pemerintahan Suleiman (Solomon) yang Luar biasa. Saat ini tembok tersebut mengelilingi Kota Lama, Yang mana secara tradisi terbagi menjadi empat bagian-sejak Awal abad ke-19 dikenal sebagai Kawasan Armedia, Kristen, Yahudi, dan Muslim.

        Nama Yerusalem berasal dari suku kata Jebus dan Sale. Jebus adalah nama sebuah suku penduduk negeri itu, dan Salem adalah sebutan untuk Tuhan yang Maha Tinggi. Yerusalem juga disebut sebagai Kota Daud atau Ir Daud. Ir Adalah kata dalam bahasa Ibrani atau juga sering disebut uru Atau ur yang artinya adalah kota. Maka dari sinilah kemudian Muncul nama Uru-Shalim yang kemudian berubah menjadi Yerusalem. Muncul dugaan bahwa Hirousalem dan Hierosolyma (Yunai) serta Hierusalem (Latin) diambil dari Sebuah kata dalam bahasa Yunani, yakni hieros, yang berarti “Suci”. Ada juga orang yang menghubungkan nama Yerusalem dengan nama seorang dewa, yakni “Shalim”. Orang-orang Mesir menyebut Shalim dengan Sharamana dan Orang-orang Phoenisia/Phoenicia bahwa dari Salaman, inilah Kemudian di Indonesia dikenal dengan Sulaeman, yang Mempunyai makna Manusia yang Cinta Damai.

       Menurut catatan Trias Kuncahyono dalam bukunya Jerusalem: Kesucian, Konflik dan Pengadilan Akhir (2008), Ada kurang lebih 70 nama untuk Yerusalem. Yerusalem juga Disebut Yerushalayim (dalam Alkitab bahasa Ibrani), Yarusalam (bahasa Aram), Ierousalem (dalam Alkitab bahasa Yunani), Urislem (bahasa Syriac), Hierusalem (Latin), atau Hierosolyma atau Hirousalem (Yunani), Ieropolis (bahasa Armenia), Yarusalaim atau Yarusalaim (bahasa Tiberia), Yerushalaim (Ibrani standar), Jorsala (bahasa Skandinavia Kuno), Iyerusalim atau Alkitab, Salem (bahasa Latin), Salim (bahasa Arab), Salem (Ibrani Tiberia), dan Salem (Ibrani Standar), dan dalam bahasa Arab juga disebut sebagai Al Quds Atau as Sarif yang punya arti Tempat Tersuci.

        Dalam sejarah awal mula penundukan dan penguasaan Kota Yerusalem kuno, dan kalau dimulai dari 15000 tahun SM, Yerusalem waktu itu dikuasai Raja Daud, yang berhasil Merebutnya dari kaum Jebusit. Menurut berbagai sumber, Pasukan pimpinan Daud mengalahkan orang-orang Jebusit Dalam sebuah peperangan dan merebut kota itu, tetapi tidak Sampai menghancurkannya. Daud ujuk-ujuk bisa memperluas Kota itu ke selatan dan menyatakan kota tersebut sebagai ibu Kota Kerajaan Israel, karena itu Daud kemudian Memerintahkan kepada rakyatnya agar Tabut Perjanjian—relik Berharga di tahun-tahun pengembaraan bangsa Israel yang Berisi Sepuluh Perintah Allah—dibawa masuk ke kota dalam Sebuah upacara kemenangan yang megah (Kuncahyono, 2014, p. 145).

        Daud yang berasal dari Bani Israel ini berkuasa Kurang lebih 33 tahun lamanya. Pada masa pemerintahan Raja Daud banyak menghasilkan kemajuan bagi negeri Kekuasaannya, dan luar biasanya ia memerintah dengan adil Dan sangat bijaksana. Sehingga Bani Israel pada masa Pemerintahan Raja Daud mengalami zaman kemakmuran. Puncaknya ditandai dengan adanya suatu perjanjian antara Raja Daud dengan Raja Hiram dari negeri Tirus yang salah Satu bukti keberhasilannya adalah membangun tembok Kota Yerusalem. Dan Daud juga berhasil membangun istana dan Kuil, serta berhasil memperluas kekuasaannya. Adapun yang Menyebabkan kokohnya kerajaan Daud, karena suasana politik Negeri Mesir pada waktu itu tidak stabil, sehingga hal tersebut Mempermudah bagi Raja Daud untuk mengembangkan Sayapnya ke wilayah Palestina dan negeri-negeri Syam (Shalaby, 1990, p. 48).

       Setelah Raja Daud wafat, kemudian kerajaan Diwariskan kepada puteranya yang bernama Sulaeman. Di Masa pemerintahan Sulaeman atau Solomon, dibangunlah Kenizah pertama. Kenizah itu menjadi pusat aktivitas kultural Yang utama di kawasan Yerusalem sehingga pada akhirnya Mengalahkan pusat-pusat ritual lainnya, seperti di Shilo dan Bethel (Bethlehem). Akan tetapi di tangan Raja Sulaeman, Kerajaan Bani Israel tidak sekuat pemerintahan ayahnya, karena Beberapa daerah tidak lagi menjadi wilayah kerajaan Israel, Diantaranya daerah sebelah barat Yordan. Raja Sulaeman Memerintah Bani Israel di Yerusalem dan wilayah sekitarnya Selama 40 tahun. Apabila Nabi Daud mengusai Yerusalem Tahun 997 SM, dan memerintah selama 33 tahun. Itu berarti Sulaeman menjadi raja di Yerusalem kira-kira tahun 964 SM. Dan apabila Sulaeman memerintah selama 40 tahun, maka ia Meninggal sekitar tahun 924 SM.

      Setelah Sulaeman Meninggal, maka kerajaan Israel di bagi menjadi dua, karena Putera Sulaeman ada dua yakni Rehabeam dan Yerobeam (Shalaby, 1990, p. 49). Setelah ketiadaan Sulaeman, nasib Buruk pun menimpa Yerusalem. Suku-suku di utara Memisahkan diri dari raja di selatan, yakni yang berpusat di Yerusalem. Mereka mendirikan kerajaan sendiri yang disebut Kerjaan Israel di bawah Raja Rehabeam, sedangkan selatan Menjadi Kerajaan Yehuda di bawah kekuasaan raja Yerobeam, Tetapi kerajaannya lebih kecil. Dan pada saat itu kemudian, Kaum Yahudi tak lagi bersatu. Keadaan seperti itulah yang Akhirnya memberi peluang kepada bangsa lain untuk Menundukkan mereka (Kuncahyono, 2014, p. 146).

      Kemudian pada tahun 722 SM, penguasa Assiria(Suriah), Raja Tiglath-Pileser III, berhasil menaklukkan Kerajaan Israel. Sepuluh suku di bagian utara Israel diusir, Dipaksa untuk bergabung dan dengan dasar agama mereka Dimusnahkan. Tragedi juga menimpa Kerajaan Yehuda, Sekitar tahun 589 SM, penguasa Babilonia, yakni Nabukadnesar menghancurkan Yerusalem. Sebagian besar Orang Yahudi pun menjadi tawanan dan dibawa ke Babilonia. Hanya sedikit yang tertinggal, mereka adalah para petani dan Orang-orang miskin. Nasib mereka diselamatkan oleh Penguasa Persia.

       Sekitar pada tahun 538 SM, penguasa Persia, Cyrus Agung mengalahkan Babilonia dan menguasi Yerusalem. Kemudian pada tahun 332 SM, Yerusalem Berhasil dikuasi oleh penguasa Mecedonia. Penguasa Macedonia adalah Alexander III yang juga disebut Alexander Agung. Maka dari pertemuan inilah kemudian lahir akar Peradaban baru yang disebut Hellenisme (Kuncahyono, 2014, p. 148). Kemudian pada tahun 63 SM, laskar tentara Roma Menyerbu tanah Palestina di bawah pimpinan Jenderal Pompay.

       Kemudian pada tahun 37 SM, Raja Roma Mengangkat Herodes Agung untuk memerintah Yerusalem Dengan sebutan Raja Judea. Bangsa Romawi kembali Memimpin Yerusalem setelah kematian Herodes. Untuk itu, Ditunjuklah seorang yang diberi tugas sebagai penagih pajak di Yerusalem, dia adalah Pontius Pilatus sebagai penagih pajak Kelima. Ia dikenal sebagai seorang yang memerintah agar Yesus disalib pada tahun 30 M. Kemuadin pada tahun 70 M, Zaman pemerintahan kerajaan Romawi Titus, bangsa Yahudi memberontak lagi di Baitul Maqdis (Yerusalem). Raja Titus Pun memusnahkan kota Yerusalem, dan The Second Temple Juga hancur. Sebagai pihak yang kalah, banyak orangorang Yahudi yang dijadikan budak dan dibuang ke luar Palestina di Bawah kepemerintahan kerajaan Romawi Kemudian Menjadikan Yerusalem sebagai kota pagan mereka dan Mengubah namanya menjadi Aelia Capitolina (Kartini, 1990, p. 30). 200 tahun kemudian sekitar tahun 324-629 M, banyak Sumber yang mengatakan kalau Kota Yerusalem diwarnai Kedamaian, seseuai dengan namanya “Kota Damai”. Nama Aelia Capitolina tetap dipertahankan 200 tahun kemudian, Sampai agama Kristen diakui sebagai agama resmi oleh Kekaisaran Romawi yang berpusat di Konstantinopel (sekarang sebuah kota di Turki) di bawah Kaisar Konstantinus Pada awal abad ke-4 M. Maka di bawah kaisar inilah yang Kemudian memutuskan untuk memindahkan pusat Kekaisaran Romawi dari Roma ke

Byzantium yang kemudian diubah Menjadi Konstantinopel dan sekarang bernama Istanbul. Sejarah sampai kalau Yerusalem di bawah kekuasaan Byzantium atau Konstantinopel (Kuncahyono, 2014, p. 149).

       Kemudian pada tahun 636-1098 M Yerusalem jatuh Ke tangan Khalifah atau periode kekuasaan Arab Islam. Waktu Itu Khalifah Umar ibn Khattab berhasil mengalahkan penguasa Konstantinopel tahun 637 M. Kemudian Yerusalem berada di Tangan Dinasti Umayyad (661750) yang berpusat di Damascus (Syiria saat ini). Dinasti Ummayyad runtuh, Yerusalem kemudian dikuasai oleh Dinasti Abbasiah(Abbasiyah), akan tetapi perhatian terhadap Yerusalem Semakin berkuarang bahkan pemimpinnya jarang mengunjungi Kota penting Yerusalem tersebut. Namun yang patut diingat Kalau awal-awal periode Arab ini juga dikenal sebagai periode Yang mengagungkan toleransi antaragama. Para pemeluk Agama Yahudi, Kristen, dan Islam dapat hidup berdampiangan Secara damai dan melaksanakan ibadah mereka tanpa Rintangan dan hambatan. Hal ini sejak awal mula memang Dicontohkan oleh Khalifah Umar (Kuncahyono, 2014, pp. 50-54).

      Setelah Yerusalem berhasil dikuasai Dinasti Abbasiah, Kemudian Yerusalem jatuh ke tangan Dinasti Ftimiah, yang Wilayah kekuasaannya mencakup Mesir dan Suriah. Di masa Kekuasaan Dinasti Abbasiah ini banyak peneliti yang Menyebutkan kalau periode kelam Kota Yerusalem. Babak Paling kelam bagi Yerusalem dan sekaligus merupakan tragediBagi Kota Perdamaian Yerusalem karena waktu itu pecahlah Perang Salib yang pertama kali dikobarkan oleh Paus Urbanus II saat berlangsung Konsili Clermont, 25 November 1095 M. Yerusalem menjadi Ibu Kota Kerajaan Kristen, sebuah negara Feodal dan Raja Yerusalem sebagai kepalanya. Yang boleh hidup di kota itu hanyalah orang Kristen, sementara orangorang Yahudi dan Muslim dilarang masuk kota. Karen Armstrong dan Carole Hillenbrand menguraikan dengan Sangat rinci mengenai Perang Salib lewat sudut pandang Mereka masing-masing. Hillenbrand membagi Perang Salib Menjadi lima babak: Perang Salib I (1096-1102), Perang Salib II (1147-1149), Perang Salib III (1189-1192), Perang Salib IV (1202-1204), Perang Salib V (1217-1229). Sedangkan Karen Armstrong menambahkan satu babak lagi, yakni Perang Salib VI (1227-1291) (Kuncahyono, 2014, p. 146).

       Kemudian pada tahun 1516-1908 Yerusalem berhasil Ditaklukkan oleh Kekaisaran Ottoman atau Utsmaniyah. Kondisi Yerusalem mulai membaik setelah Suleiman Agung Membangun peradaban Yerusalem yang tercabik-cabik oleh Perang berkepanjangan. Suleiman Agung membangun Kota Suci menjadi lebih hidup, dengan mengguritanya bangunan bangunan baru nan indah. Pemerintahan Suleiman dan Beberapa Sultan Dinasti Ottoman setelahnya dikenal sebagai Zaman “Kedamaian Beragama”; Yahudi, Kristen dan Muslim Menikmati kebebasan beragama yang diberikan oleh penguasa Sehingga tidak aneh kalau sebuah sinagoga, gereja, dan masjid Dibangun berdekatan di sepotong jalan yang sama. Akan tetapi kejayaan Kekaisaran Ottoman kemudian Tidak bertahan lama karena minat kaum Muslim menurun Terhadap Yerusalem saat Perang Dunia I. Maka kemudian Yerusalem dilirik oleh pemerintahan Inggris. Akhirnya pada 09 Desember 1917, Inggris berhasil menduduki Yerusalem di Bawah pimpinan Jenderal Edmunda Allenby. Pada tahun yang Sama, Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour Memberikan isyarat kepada seorang Zionis kaya dan Berpengaruh Lord Rothschild, bahwa Pemerintah Inggris Mendukung terbentuknya Homeland bagi Yahudi di Palestina. Dari sinilah persoalan, peperangan, dan konflik Modern Israel-Palestina tercipta, yang sampai saat ini belum Teruraikan (Kuncahyono, 2014, p. 160).

       Inggris mengusai Yerusalem dari tahun 1917-1948. Dan pada tahun 1949, Negara Israel berdiri dan mengusai Yerusalem Barat dan pada tahun 1967 hingga mencaplok Yerusalem Timur atau Kota Lama yang sebelumnya dikuasai Yordania. Yordania sempat berkuasa atas Yerusalem mulai 1948 hingga 1967, tapi itu hanya sebentar karena desakan dan Konflik semakin membabi-buta. Sejak itulah, isak tangis dan Chaos terus terdengar di Kota Tuhan itu. Dari hari ke hari Nyawa melayang sia-sia karena di kota itu bom berledakan Nyaris tiada henti. Di masa Yerusalem modern, sejumlah Perundingan dan setumpuk kertas perjanjian pun seperti tiada Artinya. Apapun resolusi dan rekonsiliasi yang sengaja dibuat Tidak memberikan efek apapun.

PEREBUTAN YERUSSALEM

Yerusalem adalah kota yang suci bagi umat Yahudi, Kristen, dan Islam, sebab hampir sebagian besar manusia dengan tiga agama di bumi Ini berkiblat ke Yerusalem. Dengan demikian ketiga umat tersebut merasa Memiliki kota Yerusalem, sehingga semua aktivitas kegiatan keagamaan Dari tiga agama tersebut bisa hidup berdampingan meskipun konflik di Yerusalem dan wilayah sekitarnya masih terus terjadi Karena masing-masing agama memiliki sejarah tersendiri di kota Yerusalem. Oleh sebab itu, para pemeluk agama terbesar di dunia ini Sangat ingin memiliki dan menguasai kota tersebut. Pada akhirnya terjadi Sebuah konflik siapa yang berhak untuk menguasai daerah Yerusalem. Salah satu konflik yang terjadi dalam sejarah yaitu meletusnya Perang Salib.

      Perang Salib merupakan peperangan terbesar sepanjang sejarah Yang berlangsung sejak tahun 1096 sampai 1292 M, kurang lebih selama Dua abad. Perang Salib merupakan peristiwa berdarah yang Memperebutkan satu kota suci Agama Samawi (Yahudi, Kristen, dan Islam) yaitu Yerusalem. Serbuan Perang Salib yang dicetuskan oleh pihak Kristen Eropa terhadap umat Islam karena keinginan umat Kristen untuk menjadikan tempat sucinya yakni Gereja Makam Suci masuk ke dalam Wilayah perlindungannya.

       Istilah Perang Suci atau Perang Salib juga digunakan untuk Ekspedisi-ekspedisi tentara Kristen yang terjadi selama abad pertengahan Di wilayah Arab secara berulang-ulang, mulai abad ke 11 sampai abad ke 13 (1096-1292 M), dengan misi untuk membebaskan Yerusalem dari Kekuasaan umat Islam dan mendirikan kerajaan Salib Kristen di wilayah Timur (skripsi M Iqbal Hasby: 2017). Disebut dengan Perang Salib karena para prajurit yang pergi Menuju Yerusalem menggunakan simbol Salib di bahu, lencana dan panji-panji mereka. Simbol Salib merupakan lambang dari keyakinan umat Kristen (tanda kesucian atas nama Ketuhanan).

       Perang Salib terjadi karena Beberapa sebab yang Melatarbelakanginya. Sebab-sebab yang menimbulkan terjadinya Perang Salib selama 2 abad lamanya telah melahirkan perseteruan antara umat Islam dan Kristen. Pertama, pada masa kekhalifahan Fatimiyah, khalifah Al-Hakim (Nuraini:2017), ia menyiksa orang-orang selain dari kalangannya sendiri yaitu Syiah, termasuk juga menyiksa orang-orang Yahudi dan Kristen. Semua Gereja dan sinagog di Yerusalem dihancurkan atau minimal ditutup. Ia Memerintahkan penghancuran makam suci bagi umat Kristen dan buah dari perbuatannya ini adalah pecahnya Perang Salib . Kedua, penyebab Lainnya yaitu pada tahun 1076 M para peziarah yang sedang berkunjung Ke Yerusalem, telah mendapatkan perlakuan tidak layak oleh tentara Turki Seljuk, yang telah mengganggu para peziarah yang mengadakan Perjalanan ke tanah suci Yerusalem (Ali Fakih: 2011). Seruan Perang Salib yang mengguncangkan dunia ini, merupakan Hasil kerja keras Paus Urbanus II  dalam kampanyenya di kalangan Keuskupan Agung.

       Perang Salib pertama didasarkan pada pidato Paus Urbanus II pada tahun 27 November 1095 M pada Konsili Clermont di Depan para raja dan ksatria Eropa untuk merebut kembali Kota Yerusalem Yang diduduki oleh Dinasti Saljuk dari Turki (Eka Hendri: 2011). Di samping itu didukung Oleh kampanye yang sama di kalangan masyarakat luas yang dilakukan Oleh seorang penginjil bernama Peters Amin (Peters The Hermit). Peters Amin sangat gencar dan aktif melakukan kampanye sehingga sukses Menggugah emosi keagamaan masyarakat Eropa. Berkat kerja keras Mereka berdua, maka dimulai pada 1096 M tepatnya musim semi, pasukan Tentara Salib berangkat menuju medan perang. Kaum Salib berhasil masuk Dan menguasai Yerusalem pada 15 Juli 1099 M (Syamzan Syukur: 2011).  Tentara Salib Sebelumnya telah berhasil mengalahkan Bani Saljuk dalam peperangan Besar di Dorylaeum dan berhasil mendirikan beberapa kerajaan Kristen di Wilayah Timur.

       Perang Salib II berkobar pada tahun 1147 – 1149 M yang disambut Langsung oleh raja Jerman Conrad III dan raja Prancis Louis VII. Dalam Perang Salib yang ke II ini, Nuruddin Mahmud  beserta panglima Kepercayaan Ayahnya, Asaduddin Syirkuh telah berhasil menyatukan Kerajaannya bersama kekhalifahan Abbasiyah. Mesir berhasil ditaklukkan Oleh tentara Nuruddin pada tahun 1168 M, oleh Asaduddin Syirkuh Bersama keponakannya Shalahuddin Al-Ayyubi (Carole Hillenbrand: 2015). Shalahuddin Al-Ayyubi merupakan seorang keturunan Kurdi yang Berjiwa pemberani dan berhati baik, dia memiliki ambisi yang begitu besar Dalam hidupnya untuk melanjutkan cita-cita Nuruddin Mahmud dengan Menyatukan umat Islam dan bersama-sama berjuang melawan pasukan Salib. Pada tanggal 15 Oktober 1187 M, Shalahuddin bersama pasukannya Berhasil mengepung benteng yang berada dalam kekuasaan kerajaan Kristen Yerusalem, benteng yang dijaga ketat oleh tentara Salib akhirnya Berhasil dikuasai oleh pihak Muslim (M. Iqbal Hasby: 2017).

       Berita jatuhnya Yerusalem sampai terdengar oleh seluruh umat Kristen di penjuru Eropa. Pada tahun 1189 M tentara Kristen melakukan Serangan balik menuju Yerusalem dalam ekspedisi Perang Salib III, Melibatkan langsung raja-raja besar Eropa saat itu, salah satunya adalah Richard I  “The Lion Heart” (Raja Inggris). Dalam Perang Salib ini terdapat tokoh yang terkenal di kedua kubu, Yaitu Shalahuddin Al-Ayyubi dari pihak umat Islam dan Richard I dari Inggris pada pihak pasukan Salib. Raja Richard yang sering disebut Richard si Hati Singa atau Richard The Lion Heart dikenal sebagai raja Eropa yang bisa menandingi Shalahuddin Al-Ayyubi dalam Perang Salib Tersebut. Richard merupakan orang yang paling antusias untuk segera Menggalang pasukan dan memimpin pasukan salib yang telah lama Diserukan oleh Paus untuk merebut kembali kota Yerusalem yang telah Jatuh ke pihak Islam. Sang Paus sudah sejak lama menyerukan pada semua Kerajaan-kerajaan di wilayah Eropa untuk bergabung demi ekspedisi Perang Salib, hanya saja kerajaan-kerajaan Eropa ketika itu lebih sibuk Mengurusi konflik dan berbagai pemberontakan pada wilayahnya masing-masing. Baru ketika Richard I naik takhta sebagai raja Inggris ia langsung Mempersiapkan keberangkatannya untuk berperang dan merebut Yerusalem kembali (Philip: 2010).

Kepentingan Negara Israel dan Palestina Memperebutkan Yerusalem

         Kepentingan Negara Israel dan Palestina atas Yerusalem kalau dilihat secara datar dan dangkal murni karena Kepentingan teritorial atau tanah dan atau sebuah Tempat/wilayah semata. Namun kalau ditelusuri lebih jauh Lagi, hal itu dikarenakan kepentingan politis dan teologis yang Kedua negara sama-sama mewakili agama Yahudi dan agama Islam. Maka dari berbagai kepentingan itu kemudian Melahirkan cerita yang kalau penulis sebut sudah klasik yakni “Konflik” diantara kedua negara. Atas  alasan ini Kemudian dari dulu hingga saat ini Israel-Palestina tetap Berkonflik dan solusi apapun tidak bisa mendamaikan kedua Negara tersebut.

         Konflik Israel-Palestina ini bukan konflik sederhana, Sangat kompleks dan multi dimensi, karena notabene seluruh Bangsa Israel (atau bahkan seluruh orang Yahudi yang Berkebangsaan Israel) memiliki satu pandangan yang sama, Tapi di sisi lain seluruh bangsa Palestina justru memiliki Pandangan yang sebaliknya sehingga kontradiktif. Di antara Kedua komunitas dan kelompok tersebut pada akhirnya sama-sama menganjurkan penyingkiran teritorial total dari Komunitas lainnya, sebagian saja ada yang menganjurkan Solusi dua negara (Two State Solution), dan sebagian lagi Menganjurkan solusi dua bangsa dengan satu negara sekuler Yang mencakup Israel masa kini, Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur.

         Jika ditarik dari historisitas sejak dibentuknya negara Israel pada 15 Mei 1948, kita sudah dapati bahwa konflik Israel-Palestina tersebut sudah berlangsung selama lebih 6 Dekade sejak akhir Perang Dunia hingga awal Perang Dunia II. Dan jika ditinjau dari aspek sejarah Palestina modern, mereka Telah jatuh ke tangan pihak British (Inggris) sejak 1917. Ini Berlaku ketika penggusuran Kekaisaran Turki Uthmaniyyah (Usmaniah) atau Ottoman Turki yang berhasil dikalahkan oleh Tentara Inggris di bawah pimpinan Geeral Allenby. Secara Resmi Palestina diletakkan di bawah kedudukan pihak Inggris Yang juga dikenal sebagai British Mandate. Pada saat Yerusalem dikuasai Inggris, Inggris justru dengan secara Intensif melucuti senjata rakyat Palestina, namun pada Kesempatan lain, pemerintah Inggris malah menutup mata atau Berat sebelah kepada pihak Israel, bahkan sampai-sampai Menggalakkan pemilikan senjata rahasia, mempersenjatai Mereka, dan membentuk milisi serta melatih mereka. Hingga Pada saat pecahnya perang 1948, jumlah pasukan bersenjata Israel sudah mencapai 70.000 tentara, jumlah ini tiga kali lipat Dari jumlah tentara Arab yang ikut bagian dalam kancah Perang 1948 (Saleh , 2004).

        Pada tanggal 02 November 1917, Inggris menawarkan Pembagian wilayah menjadi 2 bagian, di sebelah timur sungai Jordan menjadi milik Yahudi di Palestina dan di sebelah barat Sungai Jordan menjadi milik Arab Palestina. Pada saat itu Tempat yang tadinya untuk bangsa Arab Palestina dinamakan Transjordan dan wilayahnya jauh lebih luas dari wilayah untuk Yahudi Palestina. Inggris memberikan 77% tanah yang Tadinya dijanjikan untuk bangsa Yahudi kepada Arab, Sedangkan bangsa Yahudi menerima 23%. Walaupun kecewa Karena merasa diingkari janji oleh Inggris, tapi pihak Yahudi Mengalah dan tetap menerima pembagian itu.

       Pada 24 Juli 1922 pembagian wilayah itu kemudian diubah, Yahudi Palestina mendapat 28.166 Km2 sedangkan Arab Palestina Mendapat 92.300 Km2. Tapi ternyata pembagian itu tetap Tidak diterima bangsa Arab mereka tetap menginginkan Seluruh Palestina di bawah kekuasaan Arab. Sejak dikeluarkan Deklarasi Balfour warga Arab Palestina terus menyerang dan Mengintimidasi bangsa Yahudi. Sementara bangsa Yahudi Yang sudah mendapat 23% wilayah Palestina, berusaha keras Mempertahankan diri. Mereka membentuk pasukan yang Dikenal dengan nama Haganah dan Irgun Tugas mereka Adalah menjaga dan menyelamatkan Yahudi dari serangan Arab terutama dari Fedeyen (pasukan bunuh diri Arab Palestina), (Saleh, 2004).

       Maka pada tahun 1920 situasi di Palestina termasuk di Yerusalem, terjadi imigrasi besarbesar bangsa Yahudi dari Seluruh dunia terutama Yahudi Eopa ke Palestina. Hal ini Membuat bangsa bangsa Arab semakin marah besar. Sehingga Puncaknya, bangsa Yahudi akhirnya Berhasil Memproklamirkan berdirinya Negara Israel di Palestina. Tetapi bangsa Arab rela ada negara Israel di Palestina Sehingga bangsa Arab bersekutu untuk menyerang Israel dan Tetap mempertahankan Palestina. Perang pun pecah dari 15 Mei 1948 hingga 10 Maret 1949 dan dimenangkan oleh Israel. Wilayah Israel pun bertambah luas dari yang sebelumnya telah Diberikan oleh PBB. Pasukan Arab kalah, dan berbuntut pada Perang enam hari pada 5-10 Juni 1967. Perang enam hari ini Berlangsung antara Israel menghadapi gabungan tiga Negara Arab, yaitu Mesir, Yordania dan Suriah. Ketiganya juga Mendapatkan bantuan aktif dari Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan dan Aljazair (Iqbal, 2010).

       Pada tanggal 05 Juni 1967, Israel melancarkan Serangan terhadap pangkalan angkatan udara Mesir karena Takut akan terjadinya invasi oleh Mesir. Yordania lalu Menyerang Yerusalem Barat dan Netanya. Pada akhir perang, Israel kemudian berhasil merebut Yerusalem Timur, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, Tepi Barat, dan Dataran Tinggi Golan kepunyaan Suriah. Hasil dari peperangan ini kemudian Memengaruhi geopolitik kawasan Timur Tengah hingga hari Ini. Wilayah-wilayah yang telah dimenangkan Israel berbuntut panjang, akibat dari hasil kemenangan Israel juga membawa Perubahan dalam tatanan religiusitas seperti larangan Memasuki kota suci Yerusalem oleh Israel, area itu dijaga Super ketat bagi wisatawan dan pembatasan super ketat bagi Bangsa Palestina. Hal ini kemudian menyebabkan negara-negara Arab ingin melakukan perebutan kembali wilayah yang Telah dimenangkan oleh Israel. Antara Israel dan Palestina Sama-sama memiliki kepentingan atas Yerusalem, sama-sama Memiliki sejarah di Yerusalem, nenek moyang bangsa Yahudi Dan Islam pernah berkuasa di Yerusalem, dan oleh kedua Negara Yerusalem adalah segalanya.

Kesimpulan

       Nama Yerusalem berasal dari suku kata Jebus dan Sale. Jebus adalah nama sebuah suku penduduk negeri itu, dan Salem adalah sebutan untuk Tuhan yang Maha Tinggi. Yerusalem juga disebut sebagai Kota Daud atau Ir Daud. Ir Adalah kata dalam bahasa Ibrani atau juga sering disebut uru Atau ur yang artinya adalah kota.

       Yerusalem adalah kota yang suci bagi umat Yahudi, Kristen, dan Islam, sebab hampir sebagian besar manusia dengan tiga agama di bumi Ini berkiblat ke Yerusalem. Dengan demikian ketiga umat tersebut merasa Memiliki kota Yerusalem, sehingga semua aktivitas kegiatan keagamaan Dari tiga agama tersebut bisa hidup berdampingan meskipun konflik di Yerusalem dan wilayah sekitarnya masih terus terjadi Karena masing-masing agama memiliki sejarah tersendiri di kota Yerusalem. Oleh sebab itu, para pemeluk agama terbesar di dunia ini Sangat ingin memiliki dan menguasai kota tersebut. Pada akhirnya terjadi Sebuah konflik siapa yang berhak untuk menguasai daerah Yerusalem. Salah satu konflik yang terjadi dalam sejarah yaitu meletusnya Perang Salib

       Kepentingan Negara Israel dan Palestina atas Yerusalem kalau dilihat secara datar dan dangkal murni karena Kepentingan teritorial atau tanah dan atau sebuah Tempat/wilayah semata. Namun kalau ditelusuri lebih jauh Lagi, hal itu dikarenakan kepentingan politis dan teologis yang Kedua negara sama-sama mewakili agama Yahudi dan agama Islam. Maka dari berbagai kepentingan itu kemudian Melahirkan cerita yang kalau penulis sebut sudah klasik yakni “Konflik” diantara kedua negara. Atas  alasan ini Kemudian dari dulu hingga saat ini Israel-Palestina tetap Berkonflik dan solusi apapun tidak bisa mendamaikan kedua Negara tersebut.@

Penulis:

MUHAMMAD MASADI:
Mahasiswa Semester 1 Prodi Perbandingan Mazhab, Fakultas Syariah & Hukum, UIN SUSKA Riau
banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *