Bisnis Franchise atau Zonasi Sekolah?

banner 468x60

ACADEMICS.web.id – Franchise atau Waralaba biasanya memiliki standar baku tertentu sehingga kualitas produk dan layanannya sama di cabang mana pun ia berada. Misalnya restoran McDonald’s, KFC, Dominos, Subway, 7 Eleven, Indomart atau Starbucks, cabang mana pun di Indonesia yang kita datangi, kualitas, rasa, dan pelayanannya pasti sama.

Sekiranya, konsep ini yang diadopsi oleh kementerian pendidikan Indonesia dengan menganggap semua sekolah di Indonesia itu seperti cabang franchise, sama dalam standar dan kualitas. Masyarakat dipaksa untuk memiliki persepsi bahwa semua sekolah negeri di Indonesia memiliki kualitas guru, manajemen, fasilitas, dan kualitas pembelajaran yang sama, sehingga masuk sekolah negeri mana pun pun sama. Tidak ada beda antara satu SD dengan SD lain, antara satu SMP dengan SMP yang lain dan satu SMA dengan SMA yang lain. Semua sama secara kuantitas dan nilai. Sehingga, anda mau sekolahkan anak anda di mana saja, jangan khawatir, kualitas dan nilainya sama.

banner 336x280

Landasan berpikir inilah yang menjadi dasar kebijakan zonasi. Oleh karena itu, karena semua sekolah negeri dianggap sama, maka setiap siswa ditentukan sekolahnya, dan agar lebih efisien dan aman, siswa cukup belajar di sekolah terdekat dari rumah. Ibarat ingin membeli pizza meat lovers, kalau saja di cabang Dominos terdekat rumah Anda juga ada pizza meat lovers yang sama, kenapa harus jauh-jauh untuk membelinya? Inilah persepsi yang diharapkan oleh kementerian pendidikan dimana masyarakat diharapkan untuk perpikiran yang sama.

Laksana pucuk dicita namun ulam yang tiba, masyarakat tidak berpikir yang sama. Mereka masih beranggapan bahwa masih banyak perbedaan antara sekolah negeri yang satu dengan sekolah negeri yang lain, sehingga kualitas dan nilai itu belum standar. Akibatnya, kericuhan terus terjadi selama pelaksanaan PPDB setiap tahunnya.
Lantas, kita harus yang mana dan bagaimana? Menstandarkan mutu seluruh sekolah negeri terlebih dahulu, baru menerapkan kebijakan zonasi? Atau haruskah kita menerapkan zonasi untuk menstandarkan kualitas sekolah secara perlahan?
Pusing… ngopi dulu ahhhh….@

(Opi-piyan)

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *