ACADEMICS.web.id – Seorang pria tua bertemu dengan seorang pemuda dan pemuda itu bertanya, “Apakah Bapak ingat saya?”
Lelaki tua tersebut menjawab bahwa ia tidak ingat. Pemuda itu kemudian memberitahunya bahwa ia dulu adalah muridnya. Sang guru pun bertanya, “Apa pekerjaanmu sekarang? Apa yang kamu lakukan?”
Pemuda itu menjawab, “Saya menjadi seorang guru.”
“Pekerjaan yang bagus. Seperti saya, bukan?” kata sang guru.
“Iya, sebenarnya saya menjadi seorang guru karena Bapak menginspirasi saya untuk menjadi seperti Bapak,” jawab pemuda itu.
Pria tua tersebut merasa penasaran dan bertanya kapan pemuda itu memutuskan untuk menjadi seorang guru. Pemuda itu pun menceritakan kisahnya:
“Suatu hari, seorang teman sekelas datang ke sekolah dengan jam tangan baru yang bagus, dan saya ingin memiliki jam tangan tersebut. Saya mencurinya, mengambilnya dari sakunya.
“Teman saya kemudian menyadari bahwa jam tangannya hilang dan mengeluh kepada Bapak sebagai guru kami. Bapak kemudian mengatakan di depan kelas, ‘Jam tangan salah seorang murid telah dicuri selama pelajaran hari ini. Siapa pun yang mencuri, harap mengembalikannya.’
“Saya enggan mengembalikannya. Bapak menutup pintu dan memerintahkan kami semua untuk berdiri dan membentuk lingkaran. Bapak akan mencari jam tangan tersebut di saku kami satu per satu sampai ditemukan.
“Bapak meminta kami menutup mata, karena Bapak hanya akan mencari jam tangan jika semua orang menutup mata. Kami melakukan apa yang Bapak perintahkan.
“Bapak bergerak dari satu saku ke saku lainnya, dan ketika Bapak melewati saku saya, Bapak menemukan jam tangan tersebut dan mengambilnya. Bapak melanjutkan pencarian di saku semua orang, dan setelah selesai, Bapak berkata, ‘Sekarang bukalah mata kalian. Saya sudah menemukan jam tangannya.’
“Bapak tidak melaporkan saya, dan tidak pernah membicarakan insiden tersebut. Bapak juga tidak mengungkapkan siapa yang mencuri jam tangan itu. Pada hari itu, Bapak menyelamatkan harga diri saya selamanya. Itu adalah hari yang sangat memalukan dalam hidup saya.
“Tetapi juga merupakan hari yang paling berarti bagi saya, karena saat itu saya memutuskan untuk tidak menjadi seorang pencuri, orang jahat, dan sejenisnya. Bapak tidak mengatakan apapun, bahkan tidak menghukum atau memberikan pelajaran moral kepada saya.
“Saya menerima pesan Bapak dengan jelas. Berkat Bapak, saya mengerti apa yang sebenarnya harus dilakukan oleh seorang pendidik yang sejati.
“Apakah Bapak ingat insiden tersebut?”
Guru tua itu menjawab, “Ya, saya ingat situasi tentang pencurian jam tangan itu, saat saya mencari di saku semua murid. Tetapi saya tidak ingat kamu, karena saat itu saya juga MENUTUP MATA.”
Pak Guru tua mengerti bahwa cara yang benar untuk mendidik seseorang bukanlah dengan menghina atau mempermalukannya. @
Sumber: EYA Oliver Uchenna