SENI DALAM AJARAN ISLAM | Sudirman Anwar, M.Pd.I

banner 468x60

ACADEMICS.web.id – Agama Islam tidak secara rinci memberikan panduan atau ajaran tentang seni dalam segala bentuknya, sehingga belum ada batasan yang jelas mengenai seni Islam yang diterima oleh semua pihak. Namun, Seyyed H. Nasr telah menyampaikan pandangannya bahwa seni Islam adalah hasil dari pengungkapan keesaan dalam keragaman yang mencerminkan kesatuan ilahi, ketergantungan keragaman pada Tuhan Yang Maha Esa, sementara dunia ini, dan sifat-sifat positif dari kosmos atau ciptaan sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur’an.

Pendapat ini serupa dengan teori Ernst Diez yang menyatakan bahwa seni Islam atau seni yang islami adalah seni yang mengekspresikan pengabdian kepada Allah. Selanjutnya, M. Abdul Jabbar Beg melengkapi pernyataan-pernyataan tersebut dengan pendapat bahwa suatu karya seni menjadi islami jika karya seni itu mencerminkan pandangan hidup umat Muslim, yaitu konsep tauhid, tanpa harus melibatkan agama dari seniman yang membuatnya.

banner 336x280

Selain beberapa pendapat yang telah mencoba menggambarkan seni Islam, pandangan M. Quraish Shihab juga dapat diungkapkan sebagai berikut: Kesenian Islam tidak harus secara eksplisit berbicara tentang Islam, tidak harus memberikan nasihat langsung atau anjuran untuk berbuat kebaikan, dan bukan pula tentang abstraksi ajaran. Seni yang islami adalah seni yang mampu menggambarkan keberadaan ini dengan bahasa yang indah dan sesuai dengan kodrat manusia. Seni Islam merupakan ekspresi tentang keindahan dari perspektif Islam tentang agama, kehidupan, dan manusia, yang mengarahkan pada kesempurnaan pertemuan antara kebenaran dan keindahan.

Objek dan presentasi seni dapat bebas, yang berarti boleh menggambarkan realitas yang ada dalam masyarakat dan menggabungkannya dengan apa pun. Ruang seni Islam mencakup segala bentuk, namun seni yang dipertunjukkan tidak boleh bertentangan dengan “fitrah” atau pandangan Islam tentang wujud itu sendiri. Ketika seni berfungsi sebagai sarana dakwah Islamiyah dan bertujuan untuk memperbaiki akhlak, mengingatkan manusia tentang identitasnya, serta menggambarkan kebaikan atau keburukan suatu pengalaman, maka seni tersebut dapat dikatakan bernafaskan Islam.

Seni Islam adalah seni yang mampu mengungkapkan keindahan dan konsep tauhid sebagai inti aqidah, nilai-nilai dan norma-norma Islam, yaitu menyampaikan pesan tentang Keesaan Tuhan. Seni Islam terinspirasi langsung oleh spiritualitas Islam, sementara bentuknya dibentuk oleh karakteristik-karakteristik tertentu. Sebuah bentuk seni yang didasarkan pada hikmah atau kearifan spiritualitas Islam tidak hanya terkait dengan penampilan luar (wujud), tetapi juga dengan realitas batinnya (makna).

Hasil dari perwujudan seni Islam dibentuk oleh karakteristik-karakteristik khusus, termasuk estetika dan kreativitas. Menurut pandangan Islam, segala bentuk seni bukan hanya merupakan karya ibadah (pengabdian kepada Allah), tetapi juga mengandung dan mengungkapkan keindahan. Mengenai estetika Islami, Ismail R. Al-Faruqi dalam ‘The Cultural Atlas of Islam’ berpendapat: Orientasi dan tujuan estetika Islam ini tidak dapat dicapai melalui deskripsi manusia dan alam. Hal itu hanya dapat diwujudkan melalui kontemplasi karya seni yang akan membawa peserta kepada intuisi kebenaran itu sendiri, bahwa Allah begitu berbeda dengan ciptaan-Nya sehingga tidak dapat direpresentasikan dan diungkapkan.

Estetika Islam tidak bisa dicapai melalui representasi manusia dan alam. Hal ini hanya bisa dipahami melalui kontemplasi terhadap karya seni yang akan membimbing pengamat menuju pemahaman akan kebenaran yang sejati, bahwa Allah dan segala ciptaan-Nya tak dapat digambarkan atau diungkapkan dengan kata-kata. Estetika yang islami merujuk pada penilaian dan norma abadi yang terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena seni Islam pada satu sisi dibatasi oleh nilai-nilai fundamental, etika, dan norma-norma ilahi yang umum, dan pada sisi lain dibatasi oleh peran manusia sebagai hamba Allah.

Sejak awal perkembangan seni Islam, berbagai tantangan terhadap kreativitas estetis telah dihadapi. Awalnya, seniman Muslim mengenal bahan, teknik, dan motif dari pendahulu mereka seperti seni Bizantium atau Sassanid. Namun, mereka mengembangkannya sesuai dengan inspirasi yang tumbuh dari nilai-nilai dan norma Islam. Mereka menemukan model baru yang diadaptasi dari budaya lokal mereka sesuai dengan ajaran Islam dan kesadaran mereka sebagai individu Muslim. Model ini menjadi dasar dari kesatuan estetika dalam dunia Islam tanpa mengabaikan keragaman budaya lokal.

Dalam konteks ini, pemahaman estetika lebih ditekankan pada penghayatan terhadap kreasi budaya lokal (kejeniusan lokal) yang sesuai dengan nilai tauhid. Ini bukan berarti bahwa akal pikiran diabaikan sepenuhnya, tetapi peran hati nurani dan spiritual sebagai sumber etika agama ditekankan.

Menurut pandangan Al-Ghazali tentang keindahan Islami, keindahan dibedakan menjadi dua bagian: keindahan bentuk luar yang dapat dilihat oleh mata fisik, dan “keindahan bentuk dalam” yang hanya bisa dirasakan oleh mata batin. Ini menunjukkan bahwa Islam memberikan penilaian dan penghargaan yang tinggi terhadap pengalaman estetis. Al-Faruqi menyebutkan enam karakteristik estetika dalam Seni Islam yang mencerminkan pengungkapan tauhid, yaitu: Abstraksi, Struktur Moduler, Kombinasi Berurutan, Pengulangan, dan Dinamisme Keindahan Terperinci. Meskipun bersifat umum, ciri-ciri tersebut memberikan gambaran tentang karya seni Islam.

Pertama, seni Islam mengabstraksi fenomena alam melalui teknik stilasi pada objeknya. Kedua, karya seni tersebut terdiri dari sejumlah modul yang digabungkan untuk menciptakan desain keseluruhan. Ketiga, pola-pola dalam seni Islam menunjukkan adanya kombinasi berurutan dari berbagai modul untuk menciptakan beberapa pusat perhatian estetis. Keempat, ada pengulangan modul atau motif yang memberikan kesan ritme dan menunjukkan kesatuan dalam karya seni. Kelima, setiap desain seni Islam memiliki gerakan dinamis dan tidak monoton karena adanya teknik penggabungan modul dan pengulangan. Keenam, terdapat detail yang rumit dalam pengaturan komposisi, meningkatkan kualitas pola dan memberikan nuansa Islami.

Salah satu karakteristik lain dari seni Islam adalah kreativitas yang erat kaitannya dengan estetika dan sangat tergantung pada kesadaran pribadi seniman. Estetika dan kreativitas adalah syarat mutlak bagi sebuah karya seni, sehingga bagi seorang seniman Muslim, menciptakan karya seni yang indah dan bermanfaat juga merupakan bentuk ibadah. Sebagai kesatuan yang utuh, seni terdiri dari empat komponen esensial, yaitu karya seni (bentuk, objek), proses penciptaan karya seni, konsep dan gagasan karya seni, dan tujuan seni (ibadah, manfaat, etika, logika, estetika). Keempat komponen ini berhubungan dengan kategori integral seperti materi, energi, informasi, dan nilai-nilai. Dengan demikian, pada hakikatnya, seni adalah dialog antara subjek dengan objek yang mencerminkan hubungan vertikal dan horizontal.

Dalam hubungan vertikal ini, terdapat dimensi dari kalimat syahadat pertama, sedangkan hubungan horizontalnya terkandung dalam kalimat syahadat kedua. Kedua kalimat syahadat ini dalam bentuk tasyahud aktif, yaitu ibadah kepada Allah SWT dan implementasinya sebagai rahmat bagi alam semesta, sebagai inti dari seni Islam.

Kesimpulannya, seni Islam tidak harus secara eksplisit berbicara tentang Islam, tetapi harus mampu menggambarkan keberadaan dengan bahasa yang indah dan sesuai dengan perspektif Islam tentang agama, kehidupan, dan manusia. Estetika Islam tidak bisa dicapai melalui representasi manusia dan alam, tetapi melalui kontemplasi terhadap karya seni yang membimbing pada pemahaman akan kebenaran yang sejati. Seni Islam mengabstraksi fenomena alam, memiliki struktur moduler, kombinasi berurutan, pengulangan, dan dinamisme keindahan terperinci. Kreativitas dalam seni Islam sangat tergantung pada kesadaran pribadi seniman, dan estetika serta kreativitas adalah syarat mutlak bagi karya seni yang indah dan bermanfaat, juga sebagai bentuk ibadah. Seni Islam merupakan dialog yang mencerminkan hubungan vertikal dan horizontal antara subjek dan objek, serta melibatkan karya seni, proses penciptaan, konsep dan gagasan, serta tujuan seni.@

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *