ACADEMICS.web.id – Menurut catatan sejarah, Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin, bulan Rabiul Awwal, tahun 571 Masehi. Beliau kemudian wafat pada usia 63 tahun, sekitar tahun 634 Masehi. Menariknya, periode kehidupan Nabi Muhammad SAW ini bertepatan dengan masa kejayaan sejumlah kerajaan kuno di Nusantara, yang menjadi cikal bakal peradaban Indonesia modern.
Salah satu kerajaan tertua yang muncul pada masa itu adalah Kerajaan Kutai Martapura di Kalimantan Timur, yang diperkirakan berdiri sekitar abad ke-4 Masehi. Kerajaan ini dikenal sebagai kerajaan Hindu tertua di Indonesia, dengan bukti sejarah berupa prasasti Yupa yang menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa. Prasasti ini menunjukkan bahwa Kerajaan Kutai telah memiliki sistem pemerintahan yang terstruktur dan dipengaruhi oleh budaya Hindu-India.
Di Pulau Jawa, Kerajaan Tarumanegara berkembang sebagai salah satu kerajaan terawal di wilayah barat Nusantara. Keberadaan kerajaan ini didukung oleh beberapa prasasti, seperti Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tugu, yang menggambarkan peran raja dalam membangun infrastruktur irigasi dan memperkuat sistem pemerintahan. Menurut Agus Aris Munandar dalam bukunya Indonesia dalam Arus Sejarah 2: Kerajaan Hindu-Buddha (2011), Kerajaan Tarumanegara mencapai puncak kejayaannya antara abad ke-5 hingga ke-7 Masehi. Pusat pemerintahannya diperkirakan berada di Jayasinghapura, sebuah kawasan perbukitan di sebelah barat Bogor yang kini berbatasan dengan Banten, seperti dijelaskan oleh Ayatrohaedi dalam Sundakala: Cuplikan Sejarah Sunda Berdasarkan Naskah-naskah Panitia Wangsakerta (2005).
Sementara itu, di Jawa Tengah, Kerajaan Kalingga muncul sebagai kekuatan penting yang menjalin hubungan dagang dengan India dan China. Kerajaan ini diperkirakan berdiri antara tahun 594 Masehi hingga 695 Masehi. Catatan sejarah Tiongkok menyebut kerajaan ini sebagai “Holing” dan mencatat bahwa Kalingga dipimpin oleh seorang ratu bernama Shima, yang dikenal karena kepemimpinannya yang adil dan bijaksana.
Meskipun puncak kejayaannya baru terjadi beberapa abad kemudian, Kerajaan Sriwijaya di Sumatra Selatan juga mulai tumbuh sebagai kekuatan maritim yang menguasai jalur perdagangan strategis di Selat Malaka. Kerajaan ini diperkirakan berdiri antara tahun 682 Masehi hingga 1377 Masehi, dan menjadi salah satu kerajaan paling berpengaruh di Nusantara pada masanya.
Dengan adanya kerajaan-kerajaan ini, Nusantara telah memiliki peradaban yang cukup mapan meskipun pengaruh Islam belum menyebar pada masa tersebut. Keberadaan kerajaan-kerajaan tersebut tidak hanya menunjukkan kekayaan sejarah Nusantara, tetapi juga menjadi bukti bahwa wilayah ini telah menjadi pusat peradaban yang penting sejak berabad-abad silam.
Islam Masuk ke Indonesia
Islam mulai masuk ke Nusantara sekitar abad ke-13, dibawa oleh para pedagang dan ulama dari Timur Tengah dan India. Beberapa di antara mereka diyakini sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai Sayyid atau Habib. Keturunan Nabi ini memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia dan sering kali memiliki hubungan dengan kerajaan-kerajaan lokal.
Misalnya, di Jambi, para pemimpin Hadrami, yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW, berperan signifikan dalam proses Islamisasi. Mereka tidak hanya menyebarkan ajaran Islam tetapi juga terlibat dalam struktur pemerintahan dan sosial masyarakat setempat. Peran mereka dalam pendidikan dan kepemimpinan agama membantu memperkuat pengaruh Islam di wilayah tersebut.
Keterlibatan keturunan Nabi Muhammad SAW dalam kerajaan-kerajaan di Nusantara tidak terbatas pada Jambi. Di wilayah lain, seperti Kalimantan Barat, manuskrip-manuskrip yang beredar menunjukkan nilai-nilai keagamaan yang diajarkan oleh para ulama keturunan Nabi. Manuskrip-manuskrip ini berperan dalam membimbing masyarakat melawan kekerasan atas nama agama dan mempromosikan perdamaian.
Pada akhirnya, meskipun pada masa hidup Nabi Muhammad SAW Nusantara belum tersentuh oleh Islam, kerajaan-kerajaan yang ada telah membangun fondasi peradaban yang memungkinkan agama Islam berkembang pesat ketika akhirnya diperkenalkan.
Peran keturunan Nabi dalam penyebaran Islam tidak hanya terbatas pada dakwah tetapi juga berkontribusi dalam struktur pemerintahan dan budaya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Islam dan kerajaan-kerajaan di Nusantara telah berlangsung sejak masa awal Islamisasi dan terus berlanjut hingga saat ini.@