Menelisik Bisnis Joki Tugas Online, Tesis dan Disertasi

banner 468x60

ACADEMICS.web.id – Fenomena joki tugas kini ramai dibicarakan di media sosial. Para penyedia jasa ini tidak main-main dalam menjalankan bisnisnya, bahkan beberapa sudah berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Peminatnya pun banyak, dengan salah satu akun penyedia jasa memiliki lebih dari 280 ribu pengikut. Jasa ini juga dipromosikan oleh beberapa selebgram.

Menurut laporan CNN Indonesia, sejak viral pada Selasa (23/7), akun Instagram, LinkedIn, dan website penyedia jasa joki sudah tidak bisa diakses.

banner 336x280

Namun, bukan berarti jasa joki tugas sudah hilang. Berdasarkan penelusuran CNN Indonesia, akun-akun joki tugas masih ada di media sosial, seperti TikTok. Salah satu akun di TikTok dengan 30 ribu pengikut menawarkan jasa joki untuk tugas SMP, SMA, hingga kuliah, baik strata 1 maupun 2, dengan harga yang diklaim murah. “Joki Tugas Murah,” demikian tertulis di bio akun TikTok mereka.

Pengguna yang ingin memakai jasa mereka diarahkan ke WhatsApp. Calon pengguna harus mengisi format yang sudah disediakan, seperti jenis tugas, jumlah halaman, hingga batas waktu pengumpulan. Setelah itu, jasa joki akan mengerjakan tugas sesuai permintaan. Harganya beragam, contohnya untuk jasa joki skripsi: Bab 1 sampai 3 berkisar antara Rp600 ribu hingga Rp1 juta, Bab 4 Rp2 juta, dan Bab 5 antara Rp600 ribu hingga Rp1 juta. Mereka juga melayani pengerjaan tesis.

Akun lain dengan 17 ribu pengikut di TikTok menyediakan jasa untuk menyusun laporan praktik kerja lapangan (PKL). Harga yang ditawarkan adalah Rp700 ribu untuk Bab 1-3, Rp1.5 juta untuk Bab 4, dan Rp2 juta untuk Bab 4-5. Untuk pengerjaan tesis, mereka menawarkan harga Rp4 juta, dan jika hanya mencari data, biayanya Rp1 juta.

Mereka juga menawarkan berbagai keuntungan, seperti revisi dan konsultasi gratis, garansi diterima oleh pembimbing, dan privasi yang terjaga 100 persen. Tugas dikerjakan oleh tim yang lulusan S2. Selain itu, mereka juga membuka lowongan untuk menjadi pemberi joki, dengan beberapa persyaratan seperti mahasiswa minimal semester 6, IPK minimal 3,2, dan memiliki kompetensi tinggi di bidangnya.

Pengamat Pendidikan Edi Subkhan menilai fenomena joki tugas adalah masalah besar dalam pendidikan Indonesia yang sudah ada sejak dulu, namun kini semakin parah dengan kehadiran teknologi digital. “Ini masalah besar pendidikan yang sebenarnya sejak dulu ada namun sekarang tampaknya makin bervariasi teknisnya karena kehadiran teknologi digital,” ujar Edi.

Edi melihat joki tugas semakin mudah diakses karena layanan ini semakin berani menawarkan jasanya di media sosial. Selain itu, teknologi Artificial Intelligence (AI) juga memberikan layanan joki tugas secara gratis. AI dapat membuat tugas mahasiswa dan tidak terlacak oleh pemindaian cek plagiasi seperti Turnitin, terutama jika dibantu oleh joki manusia.

Menurutnya, keinginan serba instan adalah salah satu alasan mengapa joki tugas diminati di Indonesia. “Mahasiswa ingin instan saja dapat nilai bagus tanpa mau proses yang serius. Apalagi banyak AI yang potensial bantu aktivitas belajar yang bisa juga disalahgunakan,” jelas Edi.

Ia khawatir fenomena ini akan menjadi budaya baru jika dosen atau institusi tidak serius menindaknya. Dosen yang tidak mengecek dengan cermat tugas mahasiswanya, apakah buatan sendiri atau joki, akan membuat mahasiswa terus menggunakan jasa joki dan AI. “Kalau penilaian asal, tidak dikoreksi serius, dan tidak diberi feedback, dan hasilnya nilai mahasiswa tersebut bagus, mahasiswa akan keterusan untuk pakai jasa joki dan AI,” ujar dia.

Edi juga khawatir fenomena ini akan membuat Indonesia semakin mundur. “Kalau kayak gini, Indonesia jadi suram, lah,” kata Edi.@

Sumber: CNN Indonesia

banner 336x280

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *