ACADEMICS.web.id – Singkat kata, “Romantisme masa lalu” adalah sikap yg menikmati, membanggakan dan mengagungkan semua yang berlaku dan terjadi di masa lalu. Tidak sedikit dari mereka yang menggandrungi atau menikmati romantisme masa lalu ingin mengatakan dirinya lebih baik dan lebih hebat dari generasi terkini. Alasannya, proses dan sikon serta aturan yang terjadi dan berlaku di masanya lebih baik dari yang sekarang secara pukul rata.
Banyak orang bijak yang berpendapat bahwa membandingkan beberapa sesuatu yang tidak Apple to Apple itu nuance alias keblinger tidak obyektif, tidak rasional, dan tidak logis.
Berikut adalah beberapa contoh perilaku menikmati romantisme masa lalu:
- Membanggakan tamatan MULO zaman Belanda lebih bermutu dibandingkan dengan Sarjana zaman ayeuna. Tamatan MULO bisa jadi Menteri, Jenderal dan jabatan tinggi lainnya. Si penikmat romantisme masa lalu tidak mempertimbangkan perbedaan sistem penyelenggaraan pendidikan, jumlah rakyat terdidik dan peluang untuk menduduki jabatan tinggi di kedua era.
- Membandingkan berhaji zaman dahulu karena naik onta, naik kapal laut kepanasan lebih besar pahalanya daripada berhaji sekarang yang naik pesawat, kereta cepat ber-AC. Penikmat Romantisme berpendapat makin susah makin banyak pahalanya.
- Beberapa pemuja romantisme masa lalu merasa lebih bermutu karena dulu kuliah semua tatap muka dan mencatat serta membuat skripsi menggunakan mesin tik brother dikombinasi dengan Tipex. Sikon masa lalu dibandingkan dengan kuliah menggunakan proyektor e-book dan teknologi belajar dan pembelajaran modern lainnya. Mereka tidak mau tau bahwa dengan teknologi modern perkuliahan lebih produktif dalam arti efektif efisien dengan materi yang lebih banyak luas dan terkini.
- Membandingkan pengajuan kenaikan jabatan akademik masa lalu yang disertai dokumen tercetak dikemas dalam beberapa kontainer dengan proses sekarang yang menggunakan softfile dan dokumen digital yg disimpan dalam flashdisk atau dikirim via email, dll.
Pemimpi romantisme masa lalu menyatakan proses yang dijalaninya dulu lebih bermutu dan merendahkan proses yang sekarang. Pertanyaannya, dulu menggunakan hardcopy dalam kontainer karena bermutu atau karena belum ditemukan sistem portofolio dan proses pengajuan kenaikan jabatan berbasis teknologi digital? Apakah setelah hadir teknologi IT berbasis teknologi digital kita harus kembali serahkan dokumen kertas yang dikemas dalam box bekas kemasan rokok gudang garam lagi supaya terkesan bermutu karena ribet…?!
Yaaah… dalam psikologi ada istilah anggur asam, jeruk manis. Walaupun anggur itu manis tapi karena tidak diperoleh atau tidak dialami maka direndahkan dengan menyebutnya asam. Sebaliknya, walau jeruk atau lemon itu asam tapi dia katakan manis karena itu yang dialami dan diperolehnya.@
Cimahi, 26/7/2024
Abdor Gintings