ACADEMICS.web.id – Pertanian Berkelanjutan (Sustainable Agriculture) adalah penggunaan sumber daya terbarukan (renewable resources) dan sumber daya tak terbarukan (unrenewable resources) untuk produksi pertanian meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin Keberlanjutan yang tercakup meliputi: penggunaan sumber daya, kualitas dan kuantitas produksi, dan lingkungan hidup Proses produksi pertanian berkelanjutan selanjutnya akan mengarah pada penggunaan produk organik yang ramah lingkungan.
Istilah Pembangunan Pertanian Berkelanjutan yang dalam bahasa Inggris disebut ” Sustainable Agricultural Development” diperkenalkan dalam Strategi Konservasi Dunia (World Conservation Strategy) yang diterbitkan oleh United Nations Environment Programme (UNEP) pada tahun 1980. Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Lingkungan Hidup dan pembangunan (United Nations Conference on Environment and Development – UNCED) yang diselenggarakan di Rio de Janeiro pada tahun 1992 menetapkan prinsip-prinsip dasar dan program-program aksi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan. Selanjutnya, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Johannesburg, selain memulai kembali komitmen politik di semua tingkat masyarakat internasional, juga meletakkan dasar-dasar sebagai acuan bagi pelaksanaan pembangunan berkelanjutan di semua tingkat, bidang, atau di semua aspek pembangunan.
Menurut para ahli ekologi, teknologi modern (pertanian yang bergantung pada bahan kimia) didasarkan pada permukaan bumi, seperti penggurunan, penggundulan hutan, hilangnya keanekaragaman hayati, salinitas, berkurangnya kesuburan tanah, akumulasi senyawa kimia dalam tanah dan air, erosi dan kerusakan lainnya hingga saat ini, masih terdapat dilema yang berkepanjangan antara upaya peningkatan produksi pangan dengan menggunakan bahan kimia pertanian dan upaya pelestarian lingkungan yang berupaya mengendalikan/membatasi penggunaan bahan-bahan tersebut penggunaan pupuk dan pestisida pabrik yang berlebihan dan tidak terkendali mempunyai dampak serupa terhadap lingkungan: penggunaannya semakin meningkat seiring berjalannya waktu, efektivitasnya menurun, dan cenderung menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
Kegiatan pertanian yang dilakukan oleh manusia berupaya untuk menggunakan sumber daya secara berlebihan, sehingga merusak kondisi lingkungan dan biologis, menyebabkan kerusakan cepat pada sumber daya alam, tanah dan air. Keberlanjutan sumber daya lahan sangat terpengaruh, sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan jumlah input dari luar agribisnis yang harus disediakan dari tahun ke tahun agar mencapai tujuan produktivitas yang sama. Oleh karena itu, kurang tepat jika kita membandingkan kedua istilah ini, istilah yang satu tidak menunjukkan intervensi manusia dan lebih mengandalkan kondisi alam, sedangkan istilah yang lain berfokus pada intervensi manusia intervensi manusia dalam pemanfaatan sumber daya alam tanpa menimbulkan dampak jangka panjang istilah dampak negatif.
Pertanian Berkelanjutan Berteknologi Rendah membatasi ketergantungan pada pupuk anorganik dan bahan kimia pertanian lainnya.. Gulma, penyakit dan hama pada tanaman dikelola melalui rotasi tanaman, polikultur, bioherbisida, biopestisida dikombinasikan dengan pengelolaan tanaman yang baik. Kesalahpahaman yang berkembang saat ini adalah jika kita tidak melakukan pertanian modern maka kita akan dianggap kembali ke pertanian tradisional dan jumlah tanaman yang kita hasilkan akan berkurang secara signifikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jika pertanian organik diterapkan dengan baik, 4.444 lahan yang terkena penyakit akibat penggunaan bahan kimia pertanian dapat dipulihkan dengan cepat. Hal ini terjadi ketika fauna tanah dan mikroorganisme bermanfaat hidup kembali. Pada prinsipnya pertanian organik merupakan bagian dari proses pembangunan pertanian yang menggunakan teknologi input rendah dan mengupayakan pembangunan pertanian berkelanjutan. Kita mulai menyadari potensi teknologi, kerapuhan lingkungan, dan kemampuan sumber daya manusia yang merusak lingkungan. Perlu diketahui bahwa ketersediaan sumber daya alam terbatas.@
Penulis:
Mahasiswi S1 Farmasi (Tingkat 1) Institut Kesehatan Mitra Bunda