ACADEMICS.web.id – Apa itu Pendidikan Multikultural? Menurut Anderson dan Cusher (1994:320) berpendapat bahwa pendidikan multikultural adalah pendidikan tentang keberagaman budaya. James Banks (1993:3) mendefinisikan pendidikan multikultural sebagai pendidikan bagi orang kulit berwarna, yaitu pendidikan yang ingin mengeksplorasi perbedaan seperlunya. Selanjutnya, bagaimana kita menyikapi perbedaan dengan penuh toleransi dan semangat kesetaraan?
Pendidikan multikultural merupakan pilihan yang tepat untuk membina generasi bangsa Indonesia yang benar-benar mengenal keberagaman yang diwarisi dari masa ke masa. Pendidikan multikultural tidak lagi hanya terfokus pada kelompok ras, agama, dan budaya yang dominan atau dominan, karena prioritas tersebut di atas kini menekankan pada pendidikan antar budaya, yang menekankan pada tumbuhnya pemahaman dan toleransi individu dari kelompok minoritas terhadap budaya dominan, yang pada akhirnya meninggalkan budaya dominan tersebut. pada kelompok minoritas yang berada pada belas kasihan. kelompok diintegrasikan ke dalam masyarakat dominan.
Pendidikan multikultural pada hakikatnya adalah sikap “kebajikan” dan keinginan untuk memahami (perbedaan), atau policy of recognition (kebijakan mengakui orang-orang yang termasuk dalam kelompok minoritas). Lebih lanjut, pendidikan multikultural mencakup pemahaman tentang pertimbangan terkait kebijakan dan strategi pendidikan dalam masyarakat multikultural. Oleh karena itu, pendidikan multikultural juga mencakup topik-topik seperti toleransi, perbedaan etnis, budaya dan agama, diskriminasi, resolusi konflik, hak asasi manusia, demokrasi dan pluralisme serta topik-topik terkait lainnya. Model pendidikan multikultural akan mampu mendorong peserta didik untuk memiliki sikap dan cara pandang yang toleran dan inklusif terhadap realitas masyarakat yang beragam, baik dari segi budaya, suku, ras, suku, dan agama. Hal ini akan mencegah munculnya sikap eksklusivis yang berpotensi ada dan akan memperkuat klaim kebenaran kelompok dan ideologinya sendiri (truth klaim).
Menyikapi tantangan sosial melalui pendidikan multikultural di Indonesia melibatkan beberapa langkah penting:
- Kesadaran dan Pendidikan: Penting untuk meningkatkan kesadaran tentang keragaman budaya dan etnis di masyarakat. Sekolah dan lembaga pendidikan dapat memainkan peran kunci dalam mengajarkan siswa tentang beragam budaya, sejarah, dan nilai-nilai yang mendasari keberagaman ini.
- Pengembangan Toleransi: Pendidikan multikultural juga harus mengajar siswa tentang pentingnya toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan penolakan terhadap diskriminasi. Siswa perlu memahami bahwa perbedaan tidak seharusnya menjadi sumber konflik, tetapi sumber kekayaan budaya.
- Kurikulum yang Inklusif: Penting untuk memasukkan berbagai perspektif budaya dalam kurikulum pendidikan. Ini dapat mencakup literatur, sejarah, seni, dan mata pelajaran lain yang mencerminkan keragaman masyarakat.
- Pelatihan Guru: Guru perlu dilatih untuk mengajar dengan pendekatan multikultural, dan mereka harus memahami isu-isu sosial yang mungkin muncul dalam kelas mereka.
- Partisipasi Komunitas: Melibatkan komunitas dalam pendidikan multikultural adalah kunci. Keterlibatan orang tua, keluarga, dan pemimpin komunitas dapat mendukung upaya ini.
- Diskusi Terbuka: Mendorong diskusi terbuka tentang isu-isu sosial dan budaya di kelas dan dalam masyarakat dapat membantu mengatasi ketidaksetaraan dan ketidakadilan.
- Mempromosikan Persahabatan Antar-etnis: Program-program yang mendorong persahabatan dan kolaborasi antara etnis berbeda dapat membantu mengurangi prasangka dan konflik.
- Penegakan Hukum yang Adil: Penting juga untuk memastikan penegakan hukum yang adil dan keadilan sosial. Ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan multikultural.
- Pendekatan-pendekatan ini dapat membantu Indonesia mengatasi tantangan sosial melalui pendidikan multikultural yang inklusif dan berorientasi pada toleransi.@
Penulis:
Mahasiswi S1 Farmasi (Tingkat 1) Institut Kesehatan Mitra Bunda