ACADEMICS.web.id – Islam masuk ke spanyol melalui jalur Afrika Utara pada tahun 711 M. Sebelum masuknya Islam, Spanyol bernama Iberia atau Asbania yang berada di bawah kekuasaan Bangsa Vandal. Kata Vandal ini yang kemudian untuk lidah Arab menyebutkan Andalusia.
Afrika Utara merupakan basis pasukan Islam untuk bergerak ke kawasan bagian atas. Sebelum mencapai Spanyol, terlebih dahulu Islam dengan pasukan yang berada di bawah Dinasti Umayyah menghabiskan waktu 53 tahun untuk menaklukkan wilayah-wilayah Afrika Utara seperti Maroko dan Aljazair. Kemudian, Afrika Utara dijadikan semacam provinsi oleh penguasa Umayyah yang dipimpin oleh seorang gubernur. Di kawasan ini juga sesungguhnya banyak terdapat kantong-kantong yang menjadi basis kekuatan Kerajaan Romawi, yaitu Kerajaan Gotik. Maka, tercatat dalam sejarah bahwa dalam upaya menaklukkan Spanyol, pasukan Islam telah terlebih dahulu membangun basis kekuatan di Afrika Utara sebagai provinsi. Lalu kemudian pada masa kepemimpinan Gubernur Musa bin Nushair, pasukan Islam dikirim untuk menaklukkan beberapa basis kekuatan Kerajaan Romawi sehingga inilah yang menjadi pintu gerbang untuk memasuki kawasan Eropa.
Ada 3 sosok yang tercatat sebagai figure atau actor utama dalam proses penaklukan Spanyol. Mereka adalah Tharif bin Malik, Thariq bin Ziyad dan Musa bin Nushair. Yang pertama bergerak adalah Tharif bin Malik. Beliau memimpin sebanyak 4 kapal yang berisi pasukan Islam menyeberangi selat yang membelah antara Maroko dan benua Eropa. Dari 4 kapal tersebut, 500 diantaranya adalah pasukal altelari (pasukan kuda. Kemenangan berhasil didapatkan secara gemilang oleh Tharif dan pasukannya. Mereka kembali ke Afrika Utara menghadap ke Gubernur Musa bin Nushair dan mempersembahkan harta rampasa yang tidak sedikit.
Keberhasilan Tharif ini mendorong sang gubernur untuk melangkah lebih jauh. Untuk itu, beliau mengutus Thariq bin Ziyad dengan 7000 pasukan untuk masuk ke Spanyol yang pada saat itu sedang dilanda kemelut. Kerajaan yang pada saat itu berkuasa di Spanyol Namanya Kerajaaan Visigothic dengan bangsa Vandal. Tempat pertama kali Thariq mengumpulkan pasukannya setelah berhasil mendarat di wilayah Spanyol adalah di daerah yang disebut dengan Gibraltar (Jabal Thariq). Pertempuran pecah di kawasan bernama Bakkah. Pasukan Raja Roderick berhasil dikalahkan. Dari situ kemudian, wilayah-wilayah seperti Cordova, Granada dan Toledo (Toledo adalah ibu kota kerajaan Visigothic) pertama dikuasai sebelum wilayah lain di Spanyol. Kemudian, Islam menguasai Sevilla, Saragoza, Navarre dll. Tercatatlah nama Thariq bin Ziyad sebagai penakluk Spanyol dalam sejarah peradaban dunia.
Di Cordova, peradaban Islam pertama kali berkembang. Ini terjadi karena perkembangan komunitas muslim begitu cepat di Cordova jika dibandingkan dengan daerah lain. Selain itu, sebagai wilayah yang dipadati oleh muslim dari berbagai negara, Cordova juga menjadi pusat segala hal yang berasal dari dunia Islam, termasuk ilmu pengetahuan yang sebelumnya telah berkembang di dunia Islam bagian Barat. Bahkan kemudian, pusat peradaban Islam akhirnya berpindah dari Barat ke Timur, dan mencapai puncaknya di Cordova ini berikut daerah seperti Sevilla, Granada dan Toledo.
Pada tahun 717, saat Khilafah Islamiyah dipimpin oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pasukan Islam kembali dikirim untuk memperluas kekuasaaan. Sasarannya adalah Prancis dan kawasan sekitarnya seperti Italia. Dari daerah Pegunungan Pyrenia, pasukan Islam berhasil menaklukkan Prancis Selatan lalu melebar jauh ke Prancis Tengah dan wilayah-wilayah penting dari Italia. Terdapat 2 faktor yang menyebabkan mudahnya pasukan Islam menguasai negara-negara tersebut, yakni faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternalnya adalah pada saat penaklukan Spanyol, kondisi Spanyol yang berada dalam kekuasaan Kerajaan Visigothic sedang mengalami kemelut yang sangat destruktif. Selain itu, konflik yang terjadi di seluruh kawasan Eropa antara kaum gereja dengan rakyat jelata selalu berkecamuk yang menyebabkan hilangnya rasa persatuan, toleransi dan kerukunan di antara mereka. Hal ini diperparah lagi oleh konflik dalam negeri yang dipicu oleh Raja Roderick, raja terakhir sebelum dikalahkan oleh pasukan Islam, yang memindahkan ibu kota Kerajaan VisiGothic dari Sevilla ke Toledo. Perpindahan ibu kota negara (IKN) ini merusak persatuan dan kesatuan di antara mereka. Selain itu, orang Yahudi yang selama ini hidup dalam tekanan di Spanyol juga memberikan bantuan dan dukungannya kepada pasukan Muslim.
Sedangkan faktor internal adalah kuatnya kepemimpinan Islam saat itu. Kepemimpinan Islam yang kuat didukung juga oleh tokoh-tokoh yang disegani oleh ummat. Hal ini membuat tentara menjadi bersemangat dan bersama rakyak hidup dalam kondisi yang konstruktif, penuh persatuan dan kesatuan, serta kompak. Ditambah lagi oleh sikap dan sifat orang muslim di Spanyol yang penuh toleransi dan persaudaraan membuat masyarakat Spanyol terkesan dan menyambut Islam dengan suka cita sekalipun mereka tetap dengan agama mereka sendiri.@
Prepared by Sofiandi