ACADEMICS.web.id – Indonesia merupakan daerah tujuan wisata yang sangat potensial untuk dikerjakan. Indonesia memiliki beranekaragam budaya, adat-istiadat, dan keindahan alam yang tidak dimiliki negara lain. Keberagaman budaya dan keindahan alam Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan mancanegara. Wisatawan mancanegara mengenal kebudayaan Indonesia sangat beragam dan masyarakat Indonesia yang terkenal ramah-ramah, sehingga wisatawan mancanegara tertarik untuk berkunjung ke Indonesia.
Pariwisata adalah suatu industri yang sangat potensial. Pariwisata saat ini merupakan suatu industri yang sedang berkembang pesat, dalam hal ini pariwisata akan berkembang menjadi salah satu industri yang tumbuh dominan di berbagai belahan dunia. Banyak negara yang mengembangkan pariwisata sebagai sektor unggulan dari negaranya, karena sektor pariwisata adalah pembangkit usaha ekonomi potensial, dan pembangkit perekonomian suatu negara, kota, provinsi, kabupaten atau daerah tujuan pengunjung.
Pembangunan pariwisata merupakan peran yang sangat penting bagi pembangunan suatu wilayah. Dengan adanya berbagai kegiatan pariwisata, maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata akan lebih berkembang dan maju, selain itu pariwisata di beberapa daerah dapat memberikan dampak positif dalam perekonomiannya, terutama pemasukan devisa.
Pariwisata memiliki peran penting dan memiliki dampak positif terhadap pendapatan negara dan daerah. Adanya berbagai misi kepariwisataan, maka daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung mengembangkan potensi daerah yang ada, sehingga diharapkan mampu menarik wisatawan dalam jumlah yang besar.
Salah satu daerah di Indonesia yang sedang mengembangkan pembangunan pariwisatanya adalah Kota Batu, Jawa Timur. Sejak berdiri sebagai daerah otonom pada tahun 2001, Kota Batu menetapkan dan memantapkan daerahnya sebagai Sentra Pariwisata dan Agropolitan, khususnya di Provinsi Jawa Timur (Sukmana 2009). Hal ini dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah Kota Batu Tahun 2010-2020 dan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Batu 2010-2030, yaitu meningkatkan posisi dan peran Kota Batu dari kota wisata menjadi sentra wisata yang diperhitungkan di tingkat regional atau bahkan nasional, dengan melakukan penambahan ragam objek dan atraksi wisata, yang didukung oleh sarana dan prasarana, serta unsur penunjang wisata yang memadai dengan sebaran yang relatif merata di wilayah Kota Batu guna memperluas lapangan pekerjaan dalam rangka mengatasi pengangguran dan meningkatkan pendapatan warga maupun PAD Kota Batu yang berbasis pariwisata. Hal ini sejalan dengan visi Kota Batu, yaitu Kota Batu sebagai Kota Wisata dan Agropolitan di Jawa Timur. Kota Batu memiliki potensi pariwisata yang besar, baik wisata alam, buatan, maupun budaya yang ditunjang dengan adanya fasilitas pendukung, berupa hotel dan perdagangan souvenir atau cinderamata.
Dengan adanya upaya pengembangan pariwisata di Kota Batu, diharapkan Kota Batu semakin baik dalam bidang hal pembangunan terutama pembangunan pariwisata. Di mana paradigma pembangunan yang baik adalah pembangunan berkelanjutan yang menggunakan empat tolak ukur yang meliputi: pro ekonomi kesejahteraan, pro lingkungan berkelanjutan, pro keadilan sosial, dan pro lingkungan hidup (Sutisna 2006).
Kota Batu mempunyai potensi wisata alam dengan panorama yang indah dan menawan, terletak di pegunungan, suhu udara sejuk, tidak lembab.. Kondisi tersebut sangat baik untuk pertanian dan budidaya dengan pengembangan wisata alam, menjadikan kota Batu sebagai pusat pertanian dan pariwisata.. Oleh karena itu, Kota Batu terkenal sebagai destinasi wisata utama di wilayah Kabupaten Malang dan salah satu destinasi wisata favorit di provinsi Jawa Timur..
Kota Batu terletak di tanah yang subur sehingga juga terkenal dengan hasil pertaniannya.. Secara geologis, Kota Batu mempunyai sumber air bawah tanah yang melimpah.. Sumber air ini digunakan untuk pelayanan air minum (PDAM).. Pasokan air ini tidak hanya dimanfaatkan oleh masyarakat Batu saja, namun juga masyarakat sekitar seperti Kota Malang dan Kelurahan Malang.. Berkat sumber daya air banyak dihasilkan produk pertanian seperti pertanian, perkebunan, pertamanan, bunga dan togas.
Gordon (Keban 2008:76) percaya bahwa implementasi kebijakan melibatkan banyak kegiatan berbeda yang bertujuan untuk mewujudkan program.. Dalam teori implementasi kebijakan publik terdapat model implementasi kebijakan yang memuat indikator-indikator untuk mengukur keberhasilan implementasi kebijakan.. Salah satu model implementasi kebijakan yang paling terkenal adalah model Edward III.. George Edward III (Nugroho 2009:512)
mengemukakan bahwa permasalahan utama dalam administrasi publik adalah kurangnya kepedulian terhadap implementasi.. Ia mengatakan, tanpa implementasi yang efektif, keputusan pengambil kebijakan tidak akan berhasil diimplementasikan.. Edward merekomendasikan untuk memperhatikan empat isu utama untuk implementasi kebijakan yang efektif: komunikasi, sumber daya, sikap dan struktur birokrasi.. Implementasi kebijakan pembangunan pariwisata di Kota Batu dapat dikatakan berhasil, dibuktikan dengan empat indikator dalam model implementasi kebijakan Edward III: komunikasi, sumber daya, tata ruang dan struktur birokrasi.
Menurut model Edward III, sumber daya mengacu pada ketersediaan sumber daya pendukung, khususnya sumber daya manusia.. Hal ini melibatkan keterampilan praktisi kebijakan publik untuk mengimplementasikan kebijakan secara efektif.. Keberadaan subjek pelaksana kebijakan merupakan syarat terpenting bagi keberhasilan kebijakan.. Dalam pelaksanaan kebijakan pariwisata di Kota Batu, aktor utamanya adalah pemerintah Kota Batu.. Pemerintah Kota Batu juga bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata di Kota Batu.
Menurut model Edward III, sumber daya mengacu pada ketersediaan sumber daya pendukung, khususnya sumber daya manusia.. Hal ini melibatkan keterampilan praktisi kebijakan publik untuk mengimplementasikan kebijakan secara efektif.. Keberadaan subjek pelaksana kebijakan merupakan syarat terpenting bagi keberhasilan kebijakan.. Dalam pelaksanaan kebijakan pariwisata di Kota Batu, aktor utamanya adalah pemerintah Kota Batu.. Pemerintah Kota Batu juga bekerjasama dengan pihak swasta dan masyarakat dalam upaya pengembangan pariwisata di Kota Batu.
Kota Batu merupakan salah satu kota di Jawa Timur yang terkenal dengan wisata alam dan buatannya.. Untuk mengembangkan pariwisata di kota Batu, Pemerintah Kota Batu mempunyai kebijakan untuk mengembangkan pariwisata.. Implementasi kebijakan tersebut dikatakan berhasil, dibuktikan dengan indikator implementasi kebijakan menurut Model Edward III yaitu komunikasi, sumber daya, tata letak, dan struktur birokrasi.. Implementasi kebijakan pembangunan pariwisata di Kota Batu sejalan dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan, khususnya mendukung kesejahteraan ekonomi, mendukung kelestarian lingkungan, mendukung keadilan sosial, dan mendukung lingkungan rumah tangga.. Untuk mensukseskan implementasi Kebijakan Pembangunan Pariwisata Kota Batu berdasarkan model pembangunan berkelanjutan, maka peran Pemerintah Kota Batu tidak dapat dipisahkan.. Peran Pemerintah Kota Batu dalam menyukseskan implementasi kebijakan ini adalah dengan mengembangkan kebijakan umum serta kebijakan peraturan dan perizinan yang mengedepankan masyarakat dan mengontrol pihak swasta yang berinvestasi di Jalan Kota Batu.@
Penulis:
Mahasiswa S1 Farmasi (Tingkat 1) Institut Kesehatan Mitra Bunda